Menteri Trenggono Dianugerahi Gelar Kehormatan 'Pangeran Laut Pembawa Berkah' di Rote Ndao
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, baru-baru ini menerima sebuah kehormatan istimewa dari masyarakat Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Beliau secara resmi dinobatkan sebagai Manek Mana Nale Tasik, sebuah gelar adat yang memiliki makna mendalam: 'pangeran laut yang membawa berkah dari laut'.
Penganugerahan gelar ini berlangsung dalam sebuah acara yang menandai peluncuran proyek strategis pembangunan kawasan sentra industri garam nasional di Rote Ndao. Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, secara langsung menyematkan gelar tersebut kepada Menteri Trenggono, sebagai simbol penghormatan dan harapan besar dari masyarakat pesisir.
"Izinkan kami sebentar, Bapak. Kami akan nobatkan Bapak dengan bahasa adat yang kami sebut Manek Mana Nale Tasik," ujar Paulus Henuk dalam acara tersebut.
Bupati Paulus Henuk menjelaskan lebih lanjut bahwa gelar Manek Mana Nale Tasik bukan sekadar simbol, melainkan representasi dari harapan masyarakat Rote Ndao terhadap komitmen pemerintah pusat, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dalam memajukan sektor kelautan di wilayah mereka. Masyarakat Rote Ndao melihat sosok Menteri Trenggono sebagai figur penting yang dapat membawa perubahan positif bagi kehidupan mereka.
Kedatangan Menteri Trenggono di Rote Ndao disambut dengan meriah melalui tarian tradisional khas daerah, Tari Lilete. Sebagai bagian dari upacara penyambutan, seorang tokoh adat atau maneleo memasangkan topi ti'langga kepada Menteri Trenggono, sebuah simbol kehormatan yang mendalam dalam budaya Rote Ndao.
Gelar adat ini diberikan sebagai pengakuan atas peran KKP, di bawah kepemimpinan Menteri Trenggono, dalam memberikan harapan baru bagi pembangunan kawasan industri garam nasional di Rote Ndao. Proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat. Bupati Paulus Henuk menegaskan komitmennya untuk mengawal dan menjaga proyek ini agar dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat yang maksimal.
"Oleh karena itu, KKP selayaknya dan sepantasnya kami sematkan gelar adat ini, dan kami akan pastikan untuk tempat ini kami kawal, kami jaga untuk bisa menjadi kawasan industri garam nasional dan penyerapan tenaga kerja yang lebih kurang 26.000 orang," ungkap Bupati Paulus Henuk.
Pembangunan industri garam skala nasional di Rote Ndao diyakini akan menjadi solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial yang masih dihadapi daerah tersebut, termasuk masalah kemiskinan ekstrem dan stunting. Pemerintah daerah memiliki keyakinan kuat bahwa proyek ini akan membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup.
"Kami percaya bahwa masyarakat Rote Ndao banyak yang akan keluar dari garis kemiskinan. Stunting kami pada 2023 masih ada di angka 29,8%, tahun lalu sudah turun ke 32% dan akan semakin turun lagi, Bapak. Saya yakin akan semakin turun lagi kemiskinan ekstrem, kemiskinan akan semakin turun. Ini luar biasa," kata Paulus Henuk dengan penuh optimisme.
Sebagai penutup, Bupati Paulus Henuk menyampaikan sebuah candaan yang disambut tawa riuh oleh para hadirin saat memberikan piagam penghargaan kepada Menteri Trenggono. "NTT sekarang kepanjangannya Nanti Trenggono Tolong," ujarnya dengan nada jenaka.