Babay Parid Wazdi Mundur dari Jabatan Dirut Bank Sumut di Tengah Pusaran Kasus Sritex
Mantan Direktur Utama Bank Sumut, Babay Parid Wazdi, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan ini diumumkan melalui surat pengunduran diri yang diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan baru-baru ini. Pengunduran diri Babay terjadi bersamaan dengan pemanggilan dirinya oleh Kejaksaan Agung sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit kepada PT Sri Rezeki Isman Tbk (Sritex).
Langkah pengunduran diri ini sontak menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan pengamat ekonomi dan perbankan. Terlebih, pemanggilan Babay oleh Kejagung terkait perannya sebagai Direktur UMKM dan Syariah Bank DKI pada periode sebelumnya, menambah kompleksitas situasi ini. Muncul pertanyaan mengenai keterkaitan antara kasus Sritex dengan keputusan pengunduran diri Babay dari Bank Sumut.
Babay Parid Wazdi menjabat sebagai Direktur Utama Bank Sumut selama kurang lebih dua tahun, sejak Juli 2023 hingga 3 Juni 2025. Selama masa kepemimpinannya, Bank Sumut menghadapi berbagai tantangan dan dinamika dalam industri perbankan yang semakin kompetitif. Fokus utama selama masa jabatannya adalah meningkatkan kinerja Bank Sumut, memperluas jangkauan layanan, dan memperkuat posisi Bank Sumut di pasar regional.
Sebelum menduduki posisi puncak di Bank Sumut, Babay memiliki karir yang panjang dan beragam di sektor perbankan. Berikut adalah perjalanan karirnya secara rinci:
- Bank Mandiri (1999-2017): Memulai karirnya sebagai Team Leader Wholesale Transaction Banking Group, kemudian menduduki jabatan Transactional Banking Sales Manager Kanwil IV Jakarta.
- Bank BJB (2017-2018): Menjabat sebagai Kadiv International Transaction Banking.
- Bank DKI (2018-2022): Menduduki jabatan Direktur Ritel dan Syariah.
- Bank Sumut (2023-2025): Diangkat menjadi Direktur Utama melalui RUPSLB, sebelum akhirnya mengundurkan diri.
Babay Parid Wazdi merupakan lulusan Sarjana Pertanian Universitas Gajah Mada (1994-1997). Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang Pascasarjana Business Management di International University of Japan (2010-2011), menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan diri dan profesionalisme di bidang manajemen dan bisnis.