Keluarga Bantah Klaim Tumor Otak pada Mahasiswa Unila yang Meninggal Usai Diksar
Ibu dari Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel), membantah keras pernyataan yang menyebutkan bahwa putranya memiliki riwayat tumor otak.
Wirna Wani (41), ibunda almarhum, menyatakan bahwa selama hidupnya, Pratama tidak pernah didiagnosis atau menunjukkan gejala penyakit serius, termasuk tumor otak. Bantahan ini muncul sebagai respons terhadap pernyataan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila, Nairobi, yang sebelumnya mengindikasikan adanya riwayat penyakit tersebut.
"Tidak pernah ada tumor apa pun, dari kecil enggak ada kayak gitu-gituan, kami membantah," tegas Wirna usai memberikan keterangan di Mapolda Lampung, Selasa (3/6/2025).
Wirna menjelaskan bahwa kondisi kesehatan Pratama mulai menurun sekitar bulan Februari 2025. Almarhum mengeluhkan serangkaian gejala seperti kram, lemas, dan sakit kepala hebat. Khawatir dengan kondisi putranya, Wirna segera membawa Pratama ke Rumah Sakit Bintang Amin di Bandar Lampung.
Setelah menjalani perawatan selama enam hari di RS Bintang Amin pada bulan Maret 2025, Pratama dirujuk ke dokter spesialis saraf untuk pemeriksaan lebih lanjut. Wirna mengungkapkan bahwa dokter spesialis saraf terkejut dengan kondisi Pratama dan menemukan adanya penggumpalan darah serta cairan di kepala almarhum. Selanjutnya, Pratama dirujuk kembali ke RS Abdul Moeloek untuk menjalani operasi.
"Pas dirujuk ke spesialis saraf, dokternya kaget, bilang kenapa dibiarin anaknya, sudah kena syarafnya, saya bilang enggak tahu," jelas Wirna.
Setelah operasi, Pratama sempat menjalani rawat jalan. Namun, kondisinya terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia pada 28 April 2025. Kematian Pratama memicu investigasi terkait dugaan kekerasan selama kegiatan Diksar Mahepel yang diikutinya. Pihak keluarga berharap agar kasus ini segera diusut tuntas dan keadilan dapat ditegakkan.
Sebelumnya diberitakan, Pratama Wijaya Kusuma yang merupakan mahasiswa jurusan Bisnis Digital di FEB Unila, meninggal dunia pada Senin (28/4/2025). Kematiannya diduga akibat kekerasan yang dialaminya saat mengikuti Diksar Mahepel.
Berikut adalah kronologi kondisi kesehatan Pratama Wijaya Kusuma berdasarkan keterangan ibunda:
- Februari 2025: Pratama mulai mengeluhkan kram, lemas, dan sakit kepala.
- Maret 2025: Pratama dirawat di RS Bintang Amin selama 6 hari.
- Setelah dirawat: Pratama dirujuk ke dokter spesialis saraf.
- Hasil pemeriksaan: Ditemukan penggumpalan darah dan cairan di kepala.
- Dirujuk ke: RS Abdul Moeloek untuk operasi.
- 28 April 2025: Pratama meninggal dunia setelah rawat jalan pasca operasi.