Inovasi Limbah Kayu Pala Nusantara: Menghadirkan Produk Berkelas di Tengah Tantangan Ekonomi
Di tengah perlambatan ekonomi global, inovasi dan kreativitas menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang. PT Kreasi Pala Nusantara, sebuah perusahaan yang berbasis di Bandung, Jawa Barat, telah menemukan cara cerdas untuk mengubah limbah kayu menjadi produk bernilai tinggi, membuktikan bahwa keberlanjutan dan keuntungan dapat berjalan seiring.
Berawal dari produksi jam tangan kayu yang unik, PT Kreasi Pala Nusantara menyadari potensi besar dari limbah produksi yang dihasilkan. Founder perusahaan, Ilham Pinastik, melihat peluang untuk menciptakan produk baru yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menarik bagi konsumen. Lahirlah Pala Charm, sebuah aksesori berbentuk jam yang terbuat dari sisa kayu dan kulit jam tangan. Aksesori ini dapat digantungkan di tumbler, tas, atau barang lainnya, memberikan sentuhan personal dan unik bagi pemiliknya.
"Kami mencoba memanfaatkan limbah kayu dan kulit sisa produksi jam tangan menjadi sebuah charm, aksesoris berbentuk jam yang bisa digantung di tumbler atau tas," ujar Ilham.
Pala Charm ternyata mendapat sambutan hangat dari pasar. Dengan harga jual Rp100.000 per buah, perusahaan mampu menjual hingga 200 buah per minggu. Kesuksesan ini membuktikan bahwa konsumen semakin peduli terhadap produk berkelanjutan dan bersedia membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan.
Selain Pala Charm, PT Kreasi Pala Nusantara juga mengembangkan produk lain dari limbah kayu, seperti jam duduk. Inisiatif ini sejalan dengan tren global, di mana perusahaan semakin gencar memasukkan unsur Sustainable Development Goals (SDGs) dalam produksi mereka.
"Mulai tahun lalu, produk lokal mulai gencar memasukkan unsur SDGs dalam produksinya. Jadi, kami coba membuat produk yang lebih berkelanjutan," jelas Ilham.
Ilham menjelaskan bahwa prinsip keberlanjutan sebenarnya telah menjadi bagian dari DNA perusahaan sejak tahun 2019. Namun, pada saat itu, respons pasar belum terlalu menggembirakan. Pada tahun 2022, perusahaan kembali mencoba dengan sistem kolaborasi, dan hasilnya jauh lebih baik. Pada tahun 2024 dan 2025, inisiatif ini terus berlanjut dan terbukti menjadi penopang bisnis di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Penjualan Pala Charm telah membantu menutupi penurunan penjualan jam tangan, menunjukkan bahwa produk olahan limbah memiliki potensi besar untuk menjadi tren usaha yang terus meningkat di masa depan. Namun, Ilham mengakui bahwa masih ada tantangan dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap produk limbah.
"Masih banyak orang yang berpikir, ngapain bayar mahal-mahal untuk barang dari ‘limbah’," ujarnya.
Untuk mengatasi tantangan ini, PT Kreasi Pala Nusantara berfokus pada menjaga kualitas produk limbah agar setara dengan produk utama mereka. Perusahaan juga terus berinovasi dengan meluncurkan produk-produk baru yang menarik dan berkualitas tinggi. Salah satunya adalah Pala Merah Muda, jam tangan edisi khusus yang dijual seharga Rp799.000. Tanpa diskon, produk ini terjual 60 buah dalam dua hari, menunjukkan bahwa ada pasar yang signifikan untuk produk berkelanjutan yang berkualitas tinggi.
Ilham menambahkan bahwa jauh sebelum mengolah limbah menjadi produk bernilai, perusahaannya telah memperhatikan prinsip keberlanjutan dari sisi sosial. Hal ini diwujudkan dengan menggunakan sebagian besar bahan baku dari UMKM lokal, mendukung rantai pasok sesama pelaku usaha kecil, dan menciptakan dampak positif bagi komunitas sekitar. Dengan komitmen terhadap keberlanjutan dan inovasi yang berkelanjutan, PT Kreasi Pala Nusantara membuktikan bahwa bisnis dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan, menciptakan nilai ekonomi dan sosial secara bersamaan.