Stimulus Ekonomi 2025: Analis Soroti Efektivitas dan Keberlanjutan
Analis Ekonomi Menyoroti Efektivitas dan Keberlanjutan Paket Stimulus Ekonomi 2025
Jakarta, Indonesia - Paket stimulus ekonomi yang diluncurkan pemerintah untuk periode Juni-Juli 2025 senilai Rp 24,44 triliun menuai beragam tanggapan dari para ekonom. Meskipun bertujuan untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan menjaga pertumbuhan ekonomi, efektivitas dan keberlanjutan stimulus ini menjadi sorotan utama.
Banjaran Surya Indrastomo, Chief Economist Bank Syariah Indonesia, menekankan pentingnya realisasi stimulus yang tepat sasaran dan cepat. Menurutnya, percepatan belanja sosial dan subsidi langsung kepada masyarakat adalah kunci untuk segera merasakan dampak positifnya. Selain itu, komunikasi pemerintah yang efektif juga berperan penting dalam menjaga psikologi konsumsi masyarakat dengan menciptakan narasi positif.
Teuku Riefky, Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, sependapat bahwa stimulus dapat menjaga daya beli, namun dampaknya lebih terasa bagi masyarakat miskin dan rentan. Ia menyoroti bahwa masalah daya beli masih menjadi isu bagi masyarakat kelas menengah ke atas. Riefky berpendapat bahwa penciptaan lapangan kerja adalah solusi untuk meningkatkan daya beli kelompok ini.
Wijayanto Samirin, Ekonom Universitas Paramadina, mengkritik pendekatan stimulus yang bersifat sementara. Ia berpendapat bahwa pendekatan ini kurang efisien secara fiskal dan tidak berkelanjutan karena bersifat konsumtif. Samirin menyarankan pendekatan yang lebih berkelanjutan, seperti program proyek padat karya di Kementerian Pekerjaan Umum, peningkatan insentif subsidi bunga KPR bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan menengah, dan insentif modal kerja bagi petani dan nelayan.
Rincian Paket Stimulus Ekonomi
Paket stimulus ekonomi yang diumumkan pemerintah mencakup beberapa poin utama:
- Diskon Transportasi:
- Diskon tiket kereta sebesar 30 persen.
- Diskon tiket angkutan laut sebesar 50 persen.
- Fasilitas PPN ditanggung pemerintah (DTP) untuk tiket pesawat sebesar 6 persen.
- Diskon Tarif Tol: Diskon sebesar 20 persen dengan target 110 juta pengendara selama libur sekolah.
- Bantuan Sosial:
- Tambahan bantuan kartu sembako senilai Rp 200.000 per bulan.
- Bantuan pangan berupa beras sebesar 10 kg per bulan.
- Bantuan diberikan kepada 18,3 juta kelompok penerima manfaat (KPM) selama Juni-Juli 2025, disalurkan satu kali di bulan Juni.
- Subsidi Upah: Bantuan subsidi upah senilai Rp 300.000 per bulan kepada 17,3 juta pekerja dengan gaji kurang dari Rp 3,5 juta per bulan atau di bawah upah minimum provinsi/kabupaten/kota. Fasilitas ini juga diberikan kepada 288.000 guru honorer di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan 277.000 guru honorer di Kementerian Agama.
- Diskon Iuran JKK: Pemerintah memperpanjang diskon iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) sebesar 50 persen bagi 2,7 juta pekerja di 6 subsektor industri padat karya selama 6 bulan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyatakan bahwa stimulus ini bertujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025 mendekati 5 persen dan menjaga konsumsi rumah tangga di tengah potensi perlambatan ekonomi global, serta pemerataan kesejahteraan masyarakat. Implementasi dan efektivitas dari stimulus ini akan terus dipantau untuk memastikan tercapainya tujuan yang diharapkan.