HIPMI Sambut Baik Stimulus Ekonomi Pemerintah, Soroti Perlunya Kebijakan Jangka Panjang
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyambut positif langkah pemerintah dalam mengeluarkan paket stimulus ekonomi. Inisiatif ini diharapkan dapat memacu kembali daya beli masyarakat dan menopang pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari, menyampaikan apresiasinya terhadap respons cepat pemerintah terhadap dinamika ekonomi yang ada. Menurutnya, stimulus ini menjadi angin segar di tengah indikasi perlambatan ekonomi yang tercermin dari data-data terkini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya deflasi sebesar 0,37 persen pada Mei 2025. Deflasi ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi dalam beberapa bulan terakhir, setelah sebelumnya tercatat pada Januari dan Februari 2025. Deflasi seringkali diartikan sebagai penurunan daya beli masyarakat, yang tercermin dari penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,47 pada April menjadi 108,07 pada Mei 2025.
Akbar menyoroti fenomena masyarakat yang cenderung menahan belanja. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah masyarakat menunggu hingga kondisi ekonomi benar-benar stabil atau memang menghadapi keterbatasan anggaran.
Paket stimulus ekonomi senilai Rp 24,44 triliun diharapkan dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Momentum peluncuran stimulus yang berdekatan dengan liburan sekolah diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri pariwisata.
Stimulus tersebut mencakup diskon untuk moda transportasi, tarif tol, dan subsidi upah. Skema ini dirancang untuk mendorong mobilitas masyarakat selama periode libur sekolah, yang pada gilirannya dapat menghidupkan sektor pariwisata.
Meski memberikan manfaat jangka pendek bagi industri pariwisata, HIPMI mengingatkan bahwa paket stimulus ini bersifat sementara. Akbar mengutip pernyataan Menteri Keuangan mengenai ketidakpastian ekonomi global yang diperkirakan akan terus berlanjut. Stimulus yang ada saat ini hanya berlaku untuk bulan Juni dan Juli.
Oleh karena itu, HIPMI menekankan pentingnya pemerintah untuk merumuskan instrumen kebijakan jangka panjang. Kebijakan ini harus mampu menciptakan aktivitas ekonomi baru, meningkatkan produktivitas, dan mendorong efisiensi ekonomi secara berkelanjutan.
Selain itu, HIPMI juga mendorong pemerintah untuk secara komprehensif memperbaiki iklim investasi. Langkah-langkah deregulasi yang masif diperlukan untuk menarik investasi yang signifikan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja, diharapkan daya beli masyarakat dapat meningkat secara signifikan dan berkelanjutan.