Menghadapi Era Kecerdasan Buatan: CEO Google DeepMind Anjurkan Penguasaan STEM untuk Raih Kesuksesan
CEO Google DeepMind Soroti Pentingnya Pendidikan STEM di Era Kecerdasan Buatan
Perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) telah memicu perdebatan mengenai dampaknya terhadap pasar kerja. Demis Hassabis, CEO Google DeepMind, meyakini bahwa disrupsi yang disebabkan oleh AI akan membuka peluang baru, menciptakan peran-peran pekerjaan yang sebelumnya tidak terbayangkan. Menurutnya, AI akan menjadi kekuatan transformatif yang lebih besar dari revolusi industri, namun ia optimis bahwa manusia akan mampu beradaptasi dengan perubahan ini.
"Pekerjaan baru akan bermunculan, pekerjaan baru yang sangat berharga," ujar Hassabis, menekankan bahwa AI akan mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Ia memprediksi bahwa dalam 5 hingga 10 tahun mendatang, individu yang melek teknologi akan berada di garis depan dalam memanfaatkan potensi AI.
Relevansi Pendidikan STEM di Era AI
Melihat ke depan, Hassabis merekomendasikan agar generasi muda fokus pada pendidikan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Ia berpendapat bahwa pemahaman mendalam tentang ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika, dan ilmu komputer sangat penting untuk memahami cara kerja sistem AI.
"Untuk memahami bagaimana sistem ini disusun," jelasnya, menekankan bahwa fondasi STEM yang kuat akan memungkinkan individu untuk berinovasi dan mengembangkan aplikasi AI baru. Hassabis juga menyoroti pentingnya bagi generasi muda untuk terbiasa dengan AI sejak dini, seperti halnya generasi sebelumnya yang tumbuh bersama internet.
Eksperimen dan Adaptasi dengan Alat AI
Selain pendidikan formal, Hassabis juga menyarankan agar individu aktif bereksperimen dengan alat-alat AI terbaru. Ia menekankan pentingnya untuk memahami cara terbaik memanfaatkan AI secara efektif dan inovatif.
"Saya juga akan bereksperimen dengan semua sistem dan alat AI terbaru dan melihat cara terbaik untuk memanfaatkannya dan memanfaatkannya dengan cara yang berguna dan baru, jadi saya akan merangkulnya dan mengutak-atik alat tersebut," katanya, mendorong individu untuk mengembangkan keterampilan praktis dalam menggunakan AI.
Masa Depan AI: Melampaui Kecerdasan Manusia?
Hassabis, bersama dengan salah satu pendiri Google, Sergey Brin, sebelumnya telah memprediksi bahwa Artificial General Intelligence (AGI), suatu titik di mana AI mencapai atau melampaui kecerdasan manusia, dapat terwujud sekitar tahun 2030. Namun, bahkan sebelum AGI tercapai, AI telah memberikan dampak signifikan pada pasar kerja, dengan beberapa perusahaan mengurangi perekrutan untuk peran-peran yang dapat diotomatiskan oleh AI.
Oleh karena itu, saran Hassabis untuk berinvestasi dalam pendidikan STEM dan bereksperimen dengan alat AI menjadi semakin relevan bagi individu yang ingin meraih kesuksesan di era kecerdasan buatan. Keterampilan dan pengetahuan di bidang ini akan menjadi aset berharga dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh AI dan memanfaatkan peluang yang ditawarkannya.
Daftar Rekomendasi:
- Matematika
- Fisika
- Ilmu Komputer
- Teknologi