Lesunya Pasar Hewan Kurban di Baubau: Pedagang Merasakan Dampak Penurunan Daya Beli Jelang Idul Adha
Menjelang perayaan Idul Adha tahun 2025, para pedagang hewan kurban di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, tengah menghadapi tantangan serius. Penjualan sapi dan kambing mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, menimbulkan kekhawatiran di kalangan para penjual. Sepinya pembeli menjadi keluhan utama, bahkan ketika hari raya semakin mendekat.
Arsad, seorang pedagang sapi yang berlokasi di kawasan Jembel, mengungkapkan bahwa penurunan penjualan tahun ini sangat terasa. "Penjualan sapi benar-benar merosot. Tahun lalu situasinya jauh lebih baik. Tahun ini sangat sepi jika dibandingkan dengan tahun lalu, ada penurunan sekitar 70 persen," ujarnya. Arsad menambahkan bahwa pada tahun 2024, ia mampu menjual hingga 30 ekor sapi, namun hingga saat ini, hanya 10 ekor yang berhasil terjual.
Fenomena serupa juga dialami oleh Udin, seorang penjual kambing di Jalan Erlangga Pos 3. Ia menyatakan bahwa penjualan kambing tahun ini jauh lebih lesu dibandingkan tahun sebelumnya. "Penjualan kambing kurang bagus, saya tidak tahu apa penyebabnya. Tahun lalu penjualan kambing justru bagus," kata Udin. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024, Udin mampu menjual hampir 100 ekor kambing, sementara hingga awal Juni 2025, hanya sekitar 30 ekor yang terjual. Ia memperkirakan bahwa penurunannya mencapai 30 hingga 40 persen.
Gunarso, pedagang kambing lainnya, juga menyampaikan keluhan serupa. Dari 48 ekor kambing yang telah ia siapkan, hanya 18 ekor yang berhasil terjual. "Ini jelas masih jauh dari harapan saya, karena saya sudah mempersiapkan 48 ekor. Yang laku baru 18 ekor, masih ada 30 ekor yang belum laku," ungkapnya.
Para pedagang berharap agar kondisi ini segera membaik dan penjualan dapat meningkat menjelang hari raya Idul Adha, seperti yang mereka alami pada tahun-tahun sebelumnya. Penurunan daya beli masyarakat diduga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan lesunya pasar hewan kurban di Baubau. Selain itu, faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi yang belum stabil dan perubahan preferensi konsumen juga dapat berkontribusi terhadap penurunan penjualan ini.
Beberapa pedagang mencoba berbagai strategi untuk menarik pembeli, seperti memberikan diskon atau menawarkan layanan antar gratis. Namun, upaya ini belum memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan penjualan. Para pedagang berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan perhatian dan dukungan kepada mereka, terutama dalam menghadapi situasi yang sulit ini.
Penurunan penjualan hewan kurban ini tidak hanya berdampak pada para pedagang, tetapi juga pada peternak lokal yang menggantungkan hidupnya pada penjualan hewan kurban. Jika kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan berdampak negatif pada perekonomian daerah secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu adanya solusi yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini, sehingga para pedagang dan peternak dapat kembali bersemangat dalam menjalankan usahanya.