BMKG Pastikan Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Cuaca Ekstrem Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025
BMKG Pastikan Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Cuaca Ekstrem Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan kesiapannya dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran arus mudik dan arus balik Lebaran Idul Fitri 1446 H pada tahun 2025. Antisipasi ini dilakukan menyusul prediksi puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada tanggal 28-30 Maret 2025, sementara puncak arus balik diprediksi pada tanggal 5-7 April 2025. Langkah-langkah mitigasi dan antisipasi yang komprehensif telah disusun oleh BMKG untuk meminimalisir dampak buruk cuaca terhadap mobilitas masyarakat selama periode tersebut.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa BMKG akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tren cuaca sebelum masa mudik dimulai. Meskipun kondisi cuaca saat ini cenderung membaik, potensi cuaca ekstrem, seperti badai tropis atau siklon tropis, tetap perlu diwaspadai. "Meskipun tren cuaca semakin membaik, potensi cuaca ekstrem dalam durasi singkat tetap ada," ujar Dwikorita dalam konferensi pers di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Jakarta, Senin (10/3/2025). "Bulan April cenderung kondusif, tetapi munculnya badai tropis atau siklon tropis secara tiba-tiba tetap menjadi kemungkinan." BMKG memastikan memiliki kemampuan untuk mendeteksi potensi cuaca buruk tersebut sekitar lima hingga enam hari sebelumnya, memberikan waktu yang cukup untuk melakukan langkah mitigasi.
Dalam upaya antisipasi bencana hidrometeorologi, kerjasama antar lembaga menjadi kunci keberhasilan. Kerjasama sinergis antara BNPB, BMKG, dan pemerintah daerah akan mendukung pelaksanaan modifikasi cuaca sebagai upaya mitigasi banjir. "Untuk antisipasi atau mitigasi banjir, sudah disiapkan, ini pemerintah menyiapkan modifikasi cuaca, dilakukan secara gotong-royong oleh BNPB, BMKG, juga pemerintah daerah, jadi secara bersinergi," tegas Dwikorita.
Wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami dampak cuaca ekstrem dan menjadi titik rawan bencana telah diidentifikasi. Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah menjadi beberapa di antaranya yang memerlukan perhatian khusus. Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo juga telah menekankan pentingnya persiapan menghadapi potensi puncak arus mudik dan arus balik. Operasi Ketupat 2025 yang melibatkan Polri dan sejumlah kementerian/lembaga lainnya akan digelar dalam dua versi sesuai dengan wilayah operasinya. Operasi Ketupat 2025 dari Lampung-Bali akan berlangsung selama 17 hari, dari tanggal 23 hingga 28 Maret 2025.
Polri telah menyiapkan berbagai strategi rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi kepadatan dan potensi gangguan akibat cuaca buruk, termasuk penerapan ganjil-genap, contraflow, dan bahkan one way nasional jika diperlukan. Koordinasi dan sinergi antar instansi terkait menjadi kunci kesuksesan dalam mengamankan kelancaran arus mudik dan arus balik Lebaran 2025, terutama dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
- Wilayah Rawan Bencana: Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah
- Teknologi Deteksi: Deteksi cuaca buruk 5-6 hari sebelumnya
- Langkah Mitigasi: Modifikasi cuaca, rekayasa lalu lintas (ganjil genap, contraflow, one way)
- Operasi Ketupat 2025: 23-28 Maret (Lampung-Bali)
- Puncak Arus Mudik: 28-30 Maret 2025
- Puncak Arus Balik: 5-7 April 2025