Adaro Group Tebar Dividen: Analis Beri Rekomendasi Saham ADRO dan ADMR

Adaro Group Tebar Dividen: Analis Beri Rekomendasi Saham ADRO dan ADMR

Emiten di bawah naungan Adaro Group, yaitu PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), baru saja mengumumkan pembagian dividen yang dinilai menarik oleh sejumlah analis pasar modal. Pengumuman ini memicu perhatian investor, terutama mereka yang berorientasi pada pendapatan dividen.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Senin, 2 Juni 2025, ADRO memutuskan untuk mengalokasikan sebagian laba bersih tahun 2024 senilai 1,38 miliar dollar AS untuk dividen. Dari jumlah tersebut, sebesar 500 juta dollar AS atau sekitar 36,23 persen akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham. Sebagian dari dividen ini, yakni sebesar 200 juta dollar AS, telah dibayarkan sebagai dividen interim pada 15 Januari 2025. Sisanya, sebesar 300 juta dollar AS, akan dibagikan sebagai dividen final. Namun, detail mengenai jadwal pembayaran dan kurs yang akan digunakan untuk konversi dividen final belum diumumkan secara resmi oleh perusahaan.

Sementara itu, ADMR juga menggelar RUPST pada hari yang sama dan memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 120 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,95 triliun (dengan asumsi kurs BI Rp 16.255 per dollar AS). Dengan demikian, setiap pemegang saham ADMR akan menerima dividen sebesar Rp 48 per saham. Pembagian dividen ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh ADMR sejak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2022.

Muhammad Thoriq Fadilla, seorang pengamat pasar modal, menilai bahwa dividen yang diumumkan oleh ADRO dan ADMR cukup menarik, terutama bagi investor yang mengincar pendapatan dividen. Ia menyoroti ADMR yang baru pertama kali membagikan dividen sejak IPO dengan nilai yang cukup signifikan, yaitu 120 juta dollar AS atau Rp 48 per saham. Dengan dividend yield sekitar 4,6 persen dari harga saham saat ini, Thoriq menilai angka tersebut cukup kompetitif, terutama mengingat ADMR masih berada dalam fase ekspansi.

ADRO dinilai lebih agresif dalam pembagian dividen dengan total mencapai 500 juta dollar AS. Dengan asumsi harga saham sekitar Rp 2.120 per saham, dividend yield ADRO dapat mencapai 7,4 persen. Thoriq melihat hal ini sebagai sinyal positif dan katalis positif bagi investor yang mencari kombinasi antara valuasi yang menarik dan fundamental yang solid.

Namun, Chief Executive Officer Edvisor Provina Visindo, Praska Putrantyo, memperkirakan bahwa harga saham ADRO dan ADMR berpotensi mengalami koreksi dalam jangka pendek akibat aksi profit taking oleh investor yang memperoleh dividen. Meskipun demikian, investor akan tetap memantau perkembangan kinerja keuangan kedua perusahaan dalam jangka menengah dan panjang.

Beberapa faktor yang menjadi perhatian investor antara lain:

  • Tren permintaan batu bara dari China dan India.
  • Perkembangan proyek hilirisasi ADMR.
  • Strategi ekspansi energi hijau ADRO.

Praska menambahkan bahwa prospek emiten Grup Adaro di masa depan juga akan dipengaruhi oleh normalisasi harga batu bara setelah mengalami tren koreksi. Jika hal ini terjadi, margin emiten tersebut berpotensi membaik. Selain itu, kemampuan efisiensi operasional juga akan menjadi faktor penting bagi kelangsungan kinerja ADRO dan ADMR di masa depan.

Rekomendasi Saham

Praska merekomendasikan speculative buy saham ADMR dengan target harga di kisaran Rp 1.300 sampai Rp 1.500 per saham. Untuk saham ADRO, rekomendasinya adalah beli dengan target harga di kisaran Rp 2.800 sampai Rp 3.000 per saham.

Thoriq memberikan rekomendasi buy on support saham ADRO di level Rp 2.090 per saham dengan target harga Rp 2.350 per saham dan stop loss di level Rp 2.020 per saham. Untuk saham ADMR, rekomendasinya adalah buy on weakness di level Rp 1.000 per saham dengan target harga di kisaran Rp 1.080 sampai Rp 1.125 per saham dan stop loss di level Rp 960 per saham.