Mahasiswa Papua Adukan Konflik Intan Jaya ke Kementerian HAM, Diminta Lapor ke Komnas HAM

Kementerian Hukum dan HAM menerima kedatangan perwakilan mahasiswa Papua yang menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Kemenkumham, Kuningan, Jakarta, pada Selasa (3/6/2025). Pertemuan tersebut menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyuarakan keprihatinan mereka atas situasi di Intan Jaya, Papua Tengah, pasca-konflik bersenjata yang merenggut nyawa warga sipil.

Para mahasiswa menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak Kemenkumham, khususnya terkait perlunya investigasi mendalam terhadap konflik yang terjadi di Intan Jaya. Merespons hal tersebut, Kemenkumham menyatakan kesediaannya untuk menerima aspirasi yang disampaikan. Namun, mengingat posisinya sebagai lembaga eksekutif, Kemenkumham tidak memiliki wewenang untuk melakukan penyelidikan yudisial.

Menanggapi aspirasi mahasiswa, Kemenkumham menyarankan agar para mahasiswa secara resmi melaporkan situasi tersebut kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Langkah ini dinilai penting agar Komnas HAM dapat segera melakukan penyelidikan dan pemantauan terhadap peristiwa yang terjadi, khususnya yang menyangkut korban dari kalangan sipil.

"Kementerian HAM adalah lembaga eksekutif yang tidak mungkin bisa masuk ke wilayah judisial. Karena itu kami menyampaikan kepada perwakilan mahasiswa agar melaporkan kepada Komnas HAM untuk melakukan pemantauan dan penyelidikan atas peristiwa-peristiwa, terutama korban di pihak sipil," ujar perwakilan Kemenkumham.

Selain itu, terkait pengungsi akibat konflik, Kemenkumham menyatakan akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memfasilitasi pemulihan pasca-konflik. Kemenkumham berencana mengirimkan tim untuk mengidentifikasi kebutuhan para pengungsi dan menangani korban sipil akibat konflik.

Konflik bersenjata di Intan Jaya telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat sipil. Dalam sepekan terakhir, setidaknya dua warga sipil menjadi korban penembakan. Salah satu korban, Yusak Sondegau, meninggal dunia akibat luka tembak di punggungnya. Korban lainnya, Apriana Sani, mengalami luka tembak di tangan kanannya.

Menurut keterangan Kodam Cendrawasih, Yusak Sondegau diduga sebagai anggota milisi pro-kemerdekaan Papua. Namun, pihak keluarga membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa Yusak adalah seorang petani dan pegawai pemerintahan Kampung Buwisiga. Penembakan terhadap Yusak dan Apriana terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Intan Jaya, yang dipicu oleh penolakan warga terhadap proyek pembangunan Patung Yesus Kristus oleh TNI/Polri dan isu izin pertambangan emas di Blok Wabu.