Pilpres Korea Selatan: Antusiasme Pemilih dan Ramalan Para Dukun

Antusiasme warga Korea Selatan dalam menyambut pemilihan presiden (pilpres) terlihat jelas pada hari Selasa (3/6/2025), di mana antrean panjang mengular di tempat-tempat pemungutan suara (TPS). Setelah melewati masa sulit akibat kekacauan politik pasca penetapan darurat militer oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol, yang kemudian dimakzulkan, warga Korsel berharap pilpres ini membawa perubahan positif bagi negara mereka.

Menurut laporan Komisi Pemilu Nasional Korsel (NEC), hingga tiga jam setelah pemungutan suara dimulai pada pukul 06.00 waktu setempat, lebih dari 4 juta pemilih atau sekitar 9,2 persen dari total pemilih terdaftar telah menggunakan hak suaranya. Angka ini belum termasuk partisipasi dalam pemungutan suara awal yang diadakan selama dua hari sebelumnya, di mana lebih dari 15,4 juta orang atau 34,74 persen pemilih terdaftar telah memberikan suara mereka. Partisipasi dalam pemungutan suara awal ini merupakan yang tertinggi kedua sejak diperkenalkan pada tahun 2014.

Di Gwangju, seorang pensiunan guru bernama Jung Se Yoon (65) mengungkapkan bahwa pilpres kali ini adalah "titik balik" bagi Korea Selatan. Ia menekankan pentingnya kesempatan ini untuk memulihkan negara.

Sementara penghitungan suara masih berlangsung, seorang dukun perempuan tradisional Korea atau mudang bernama Yang Su Bong, memprediksi kemenangan capres dari Partai Demokrat Korsel, Lee Jae Myung. Prediksi ini sejalan dengan hasil jajak pendapat utama yang menempatkan Lee sebagai unggulan terdepan. Survei terbaru Gallup menunjukkan 49 persen responden menilai Lee sebagai capres terbaik, jauh mengungguli Kim Moon Soo dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang hanya memperoleh dukungan 35 persen.

"Sejak awal, saya telah melihat Lee Jae Myung menjadi presiden," ujar Yang Su Bong. Ia mengaku mendapat kritikan dan ancaman atas prediksinya, tetapi ia bersikeras bahwa dirinya tidak bisa menyangkal apa yang dilihatnya. Meskipun Korea Selatan adalah negara maju, praktik perdukunan tetap menjadi bagian dari budaya dan kepercayaan masyarakat Korea selama berabad-abad. Warga Korsel seringkali mencari nasihat dari para dukun dalam berbagai aspek kehidupan, dari urusan asmara hingga keputusan bisnis.