Respati Ardi: Menjadi Wali Kota Solo Setelah Gibran, Sebuah Keuntungan Strategis
Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyatakan bahwa dirinya merasakan dampak positif dari kepemimpinan sebelumnya yang diemban oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Refleksi 100 Hari Kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo yang diadakan di Taman Balekambang, Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (3/6/2025).
Respati menepis anggapan bahwa jabatan Wali Kota Solo adalah jalur pintas menuju kursi presiden atau wakil presiden. Ia menyebut anggapan tersebut sebagai mitos yang tidak berdasar. Ia juga menekankan bahwa dirinya tidak ingin dibandingkan dengan Gibran, terutama dalam hal pencapaian dan proyek-proyek strategis yang telah direalisasikan di Solo. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa sorotan nasional yang tertuju pada Solo memberikan sejumlah keuntungan, terutama dalam mempercepat pelaksanaan program-program pembangunan.
"Spotlight nasional itu alhamdulillah kita manfaatkan dengan baik," ujarnya. Ia mencontohkan program Makan Bergizi Gratis yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. Menurutnya, Pemerintah Kota Solo segera mengajukan percepatan program tersebut ke Badan Gizi Nasional dan mendapatkan respons yang cepat.
"Seminggu kemudian, Deputinya langsung hadir dan datang. Jadi hal-hal spotlight itulah yang saya maksimalkan untuk kembali lagi kebaikan ke masyarakat lagi," pungkas Respati.
Berikut ini adalah beberapa poin penting yang ditekankan oleh Respati Ardi:
- Mitos Jabatan: Menepis anggapan bahwa menjadi Wali Kota Solo adalah jalan pintas menuju jabatan yang lebih tinggi.
- Tidak Ingin Dibandingkan: Meminta untuk tidak membandingkan dirinya dengan Gibran dalam hal pencapaian.
- Keuntungan Sorotan Nasional: Mengakui bahwa perhatian nasional mempercepat program pembangunan.
- Program Makan Bergizi Gratis: Memanfaatkan sorotan nasional untuk memperluas program ini.
- Respons Cepat Pemerintah Pusat: Mendapatkan respons cepat dari Badan Gizi Nasional.
Pernyataan Respati ini menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan momentum dan jejaring yang telah dibangun untuk kemajuan daerah. Ia menunjukkan kesadaran bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya bergantung pada kemampuan individu, tetapi juga pada kemampuan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal.