Indonesia Mantapkan Posisi dalam Perundingan Dagang dengan AS di Paris
Di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Dewan OECD di Paris, Prancis, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melakukan pertemuan bilateral dengan United States Trade Representative (USTR), Jamieson Greer. Pertemuan ini menjadi momentum krusial dalam upaya berkelanjutan untuk mempererat hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Diskusi yang berlangsung konstruktif ini menggarisbawahi peran aktif Indonesia dalam perundingan internasional, sekaligus menegaskan komitmen pemerintah untuk mewujudkan ekosistem perdagangan yang adil dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Airlangga Hartarto menyampaikan apresiasi atas respons positif pemerintah AS terhadap proposal yang diajukan oleh Indonesia. Ia meyakini bahwa hal ini mencerminkan tekad bersama untuk memperkokoh perdagangan terbuka dan meningkatkan ketahanan rantai nilai global, terutama di tengah dinamika perdagangan yang terus berubah dan penuh tantangan.
Menindaklanjuti diskusi sebelumnya yang telah dilakukan pada bulan April, Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah konkret, termasuk koordinasi yang erat antara tim teknis dari kedua negara untuk meninjau dan memberikan tanggapan terhadap rancangan perjanjian yang diajukan oleh pihak Amerika Serikat. Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk menyerahkan daftar preferensi tarif komoditas AS sebelum putaran perundingan berikutnya yang dijadwalkan berlangsung di Washington DC pada bulan Juni. Indonesia menyatakan kesiapannya untuk berdialog secara terbuka dan menghadapi berbagai tantangan dalam perundingan, termasuk isu-isu terkait tarif, hambatan non-tarif, perdagangan digital, aturan asal barang, serta aspek keamanan ekonomi dan nasional.
Lebih lanjut, Menko Airlangga Hartarto menyoroti upaya proaktif Indonesia dalam mengatasi ketidakseimbangan perdagangan bilateral yang ada. Langkah-langkah yang diambil meliputi peningkatan impor produk energi dan pertanian dari Amerika Serikat, serta mendorong investasi strategis di berbagai sektor prioritas. Indonesia berharap bahwa kedua negara dapat bekerja sama dengan itikad baik untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan, sebagaimana yang telah terbukti berhasil dalam kesepakatan-kesepakatan perdagangan sebelumnya.
Dalam konteks dinamika global yang semakin kompleks, pemerintah Indonesia menegaskan kesiapannya untuk mempercepat proses perundingan, dengan harapan bahwa kesepakatan yang komprehensif dapat dicapai sebelum pemberlakuan tarif resiprokal pada bulan Juli. Pendekatan yang matang dan terukur diyakini akan membuka jalan bagi kedua negara untuk membangun kemitraan jangka panjang yang kokoh dan berkelanjutan, yang didasarkan pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi, Edi Priyo Pambudi; Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto; Duta Besar RI untuk Prancis, Mohamad Oemar; serta Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral, Ferry Ardiyanto.