Perhutani Lawu DS Tegaskan Tidak Ada Pemesanan Lahan Camping di Gunung Lawu
Pengelola jalur pendakian Gunung Lawu, Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Lawu DS, menepis isu mengenai adanya praktik pemesanan (booking) area perkemahan di kawasan puncak gunung tersebut. Penegasan ini disampaikan sebagai respons terhadap kekhawatiran yang muncul di kalangan pendaki mengenai potensi monopoli lahan oleh pihak-pihak tertentu.
Kepala Humas Perhutani KPH Lawu DS, Eko Santosa, menjelaskan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan valid terkait operator wisata pendakian yang melakukan pemesanan area kamping. "Sejauh ini, situasi di Lawu masih kondusif. Tidak ada praktik pem-booking-an area perkemahan. Para pendaki bebas membawa tenda dalam jumlah berapa pun," ungkap Eko melalui sambungan telepon, Selasa (3/6/2025).
Eko menambahkan bahwa belum ada operator wisata pendakian gunung yang berkoordinasi dengan pengelola jalur pendakian Gunung Lawu untuk kegiatan khusus di puncak. Menurutnya, setiap individu maupun kelompok pendaki dipersilakan untuk mendaki Gunung Lawu, asalkan mengikuti prosedur yang berlaku. "Yang terpenting adalah melalui pintu masuk dengan pembelian tiket yang sesuai. Baik pendaki perorangan maupun rombongan, semuanya dipersilakan," jelasnya.
Peraturan terkait tiket pendakian juga ditegaskan oleh Eko. Pendaki yang turun dari puncak Gunung Lawu wajib melalui pintu yang sama dengan saat mereka memulai pendakian. Pelanggaran terhadap aturan ini akan dikenakan sanksi berupa kewajiban bagi pendaki untuk kembali mendaki ke puncak dan turun melalui pintu masuk yang sesuai. "Kami akan meminta pendaki yang melanggar untuk kembali mendaki dan turun melalui pintu masuk awal. Tidak ada toleransi untuk pelanggaran semacam ini. Hal ini kami lakukan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan, terutama setelah pengalaman kurang baik yang sempat menjadi perhatian publik," tegas Eko.
Pernyataan ini muncul setelah adanya bantahan dari operator wisata pendakian gunung, Tiga Dewa Adventure Indonesia, terkait tuduhan pemesanan lahan perkemahan yang berujung pada pengusiran pendaki di gunung lain. Bantahan tersebut disampaikan menyusul banyaknya tuduhan mengenai pemesanan dan monopoli lahan perkemahan di sejumlah gunung populer seperti Slamet, Sumbing, Rinjani, dan Lawu.
"Saya ingin memberikan klarifikasi agar berita yang beredar tidak semakin tidak benar. Tidak ada dari Tiga Dewa yang melakukan monopoli, pemblokadean, atau pemesanan lahan. Hal ini dapat dibuktikan," ujar pemilik Tiga Dewa Adventure, M Rifqi Maulana (32), saat dikonfirmasi pada Senin (2/6/2025) malam.