Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia Ditempa di Lembaga Militer untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah Indonesia terus berupaya mematangkan persiapan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Salah satu langkah krusial adalah dengan memberikan pelatihan intensif kepada para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) di berbagai lembaga pendidikan militer, termasuk Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam) dan Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, menjelaskan bahwa pelatihan ini diberikan kepada sekitar 30.000 SPPI yang telah direkrut. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk membekali para sarjana muda ini dengan keterampilan kepemimpinan, integritas, dan wawasan kebangsaan yang kuat. Hal ini penting mengingat peran strategis SPPI sebagai kepala satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau manajer dapur yang bertanggung jawab atas implementasi program MBG di lapangan.
- Integritas: Pelatihan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab dalam pengelolaan anggaran dan sumber daya program MBG.
- Cinta Tanah Air: SPPI diharapkan memiliki semangat nasionalisme yang tinggi dalam menjalankan tugas mereka untuk meningkatkan gizi masyarakat Indonesia.
- Keberanian Memimpin: Pelatihan ini akan membekali SPPI dengan keterampilan kepemimpinan yang diperlukan untuk mengelola tim dan mengatasi tantangan di lapangan.
Tigor menekankan bahwa SPPI akan mengelola anggaran yang signifikan, mencapai hingga Rp 10 miliar per SPPG. Oleh karena itu, pendidikan karakter dan mental menjadi prioritas utama dalam pelatihan ini. Selain itu, para SPPI juga akan dibekali dengan pengetahuan teknis terkait implementasi program MBG, termasuk memastikan ketepatan sasaran, kualitas menu, dan penggunaan anggaran yang efisien.
Durasi pelatihan yang diberikan berkisar antara 3 hingga 4 bulan. Setelah menyelesaikan pelatihan, para SPPI akan ditugaskan ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah pelosok yang membutuhkan tenaga ahli untuk mengelola program MBG. Penempatan SPPI akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan masing-masing daerah.
Program MBG sendiri diklaim telah menjangkau 4,24 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Kepala BGN, Dadan Hindayana, melaporkan bahwa saat ini telah beroperasi 1.579 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai wilayah. Dadan juga mengklaim bahwa target penerima manfaat MBG pada bulan Mei telah terlampaui, menunjukkan kemajuan signifikan dalam implementasi program ini. Capaian pada bulan April 2025 juga melampaui target yang ditetapkan.
Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, pemerintah optimis program MBG dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi peningkatan gizi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak.