Mesir Bangun Kota Modern Jirian di Tengah Gurun: Integrasi Kanal Nil dan Gedung Pencakar Langit
Pemerintah Mesir secara resmi memulai pembangunan kota baru bernama Jirian, sebuah proyek ambisius yang terletak di lahan gurun sebelah barat Kairo. Inisiatif ini merupakan bagian integral dari Proyek Delta Nil Baru yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan mengurangi ketergantungan impor.
Nama "Jirian," yang berarti "Aliran," sangat tepat karena kota ini akan memiliki jaringan kanal buatan yang terhubung langsung dengan Sungai Nil. Kanal ini direncanakan untuk mengalir di tengah kota seluas 1.680 hektar, yang mencakup sekitar 20% dari total luas wilayah Jirian. Selain memberikan sentuhan estetika pada lanskap kota, kanal ini juga akan berperan penting dalam irigasi lahan pertanian di sekitarnya, mendukung tujuan utama proyek ini untuk mereklamasi sekitar 2,5 juta hektare lahan di sebelah barat Delta Nil.
Perdana Menteri Mesir, Moustafa Madbouli, menggambarkan pembangunan Jirian sebagai sebuah revolusi dalam urbanisasi dan pembangunan. Proyek ini diharapkan dapat menciptakan sekitar 250.000 lapangan kerja baru dan menjadi pusat pengembangan yang luas, setara dengan empat hingga lima provinsi. Jirian tidak hanya akan menjadi kawasan industri dan pusat logistik, tetapi juga akan menyediakan hunian bagi 2,5 hingga 3 juta keluarga.
Kota baru ini dirancang dengan berbagai fasilitas modern, termasuk hunian mewah, gedung pencakar langit setinggi 80 lantai, universitas dan rumah sakit bertaraf internasional, hotel ramah lingkungan, serta zona komersial dan distrik budaya serta media. Lokasi Jirian juga sangat strategis, hanya berjarak beberapa menit dari Museum Mesir Agung yang akan segera dibuka, Piramida Giza, dan Bandara Internasional Sphinx.
meskipun Pemerintah belum mengumumkan secara detail total anggaran biaya pembangunan kota Jirian, diketahui bahwa proyek ini dikerjakan bersama tiga perusahaan real estat terkemuka di Mesir. Pengerjaan konstruksi telah dimulai sejak lima bulan yang lalu, dengan target penyelesaian dalam lima tahun ke depan.
Mesir saat ini menghadapi tantangan besar terkait pasokan air. Negara ini sangat bergantung pada Sungai Nil sebagai sumber utama air tawar, dengan ketergantungan mencapai 97%. Perselisihan terkait pembangunan Bendungan Grand Ethiopian Renaissance di Ethiopia menimbulkan kekhawatiran akan berkurangnya aliran air ke Mesir. Selain itu, proyek-proyek besar seperti Jirian berpotensi meningkatkan beban utang luar negeri Mesir, yang telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Guna menjaga stabilitas keuangan, Mesir telah menerima bantuan finansial dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa. Uni Eropa bahkan telah menjanjikan tambahan pendanaan yang besar untuk mendukung perekonomian negara tersebut.