Meluruskan Mitos Seputar Konsumsi Nasi: Fakta Terkini dari Ahli Gizi

Nasi, makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Asia, kerap menjadi sorotan terkait dampaknya bagi kesehatan. Tudingan umum yang sering dilontarkan adalah bahwa konsumsi nasi dapat memicu kenaikan berat badan hingga meningkatkan kadar gula darah. Namun, benarkah demikian? Seorang ahli gizi terkemuka mencoba meluruskan berbagai kesalahpahaman yang beredar luas di masyarakat.

Ahli gizi Nidhi Kakar menjelaskan bahwa anggapan nasi sebagai penyebab utama kenaikan berat badan adalah tidak tepat. Menurutnya, kenaikan berat badan lebih dipengaruhi oleh total asupan kalori harian dan tingkat aktivitas fisik seseorang. Jika seseorang mengonsumsi nasi dalam jumlah berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas yang cukup, maka kelebihan kalori tersebutlah yang akan disimpan sebagai lemak, bukan semata-mata karena nasi itu sendiri.

Lebih lanjut, ia menjelaskan beberapa fakta penting terkait konsumsi nasi:

  • Nasi dan Berat Badan: Konsumsi nasi dalam jumlah yang wajar, sebagai bagian dari diet seimbang, tidak akan menyebabkan kenaikan berat badan. Kuncinya adalah memperhatikan porsi makan dan memastikan asupan kalori tidak melebihi kebutuhan tubuh.
  • Nasi untuk Penderita Diabetes: Penderita diabetes tetap dapat menikmati nasi, namun dengan beberapa catatan penting. Porsi nasi harus dibatasi dan sebaiknya dikombinasikan dengan sumber protein, lemak sehat, dan sayuran. Kombinasi ini dapat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam darah.
  • Nasi Merah vs. Nasi Putih: Nasi merah seringkali dianggap lebih sehat karena kandungan seratnya yang lebih tinggi. Namun, tidak semua orang cocok mengonsumsi nasi merah. Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan mencerna nasi merah karena kandungan serat dan antinutrisinya yang lebih tinggi.
  • Nasi Dingin Lebih Sehat?: Proses mendinginkan nasi dapat meningkatkan kadar pati resisten, yaitu jenis pati yang tidak mudah dicerna oleh tubuh. Pati resisten ini dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan memberikan efek mengenyangkan lebih lama.

Dengan memahami fakta-fakta ini, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam mengonsumsi nasi dan tidak lagi terjebak dalam mitos-mitos yang tidak berdasar. Nasi tetap dapat menjadi bagian dari pola makan sehat, asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan diimbangi dengan gaya hidup aktif.