Kemenkes Pantau Kenaikan Kasus COVID-19 di Jabodetabek, Masyarakat Diimbau Tingkatkan Imunitas
Peningkatan Kasus COVID-19 Terdeteksi di Jakarta dan Banten, Pemerintah Fokus pada Imunitas Masyarakat
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) mengamati adanya peningkatan kasus COVID-19 di wilayah Jakarta dan Banten dalam beberapa pekan terakhir. Menanggapi situasi ini, pemerintah menggeser fokus strategi penanganan dari vaksinasi massal menjadi penguatan imunitas individu sebagai langkah utama.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyampaikan bahwa masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan jika mengalami gejala flu. "Jika flu, tetap terapkan protokol kesehatan. Bila keluhan berat, segera periksa ke fasilitas layanan kesehatan," ujarnya.
Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia
Data Kemenkes menunjukkan adanya lonjakan kasus COVID-19 pada minggu ke-16 tahun 2025, dengan jumlah kasus tertinggi mencapai lebih dari 7.000 dalam satu minggu. Peningkatan signifikan terus berlanjut pada minggu ke-17 hingga ke-19, terutama di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Timur.
- Meskipun positivity rate sempat menurun menjadi 2,05 persen pada minggu ke-22, lonjakan sebelumnya mencapai 3,62 persen pada minggu ke-19. Hal ini mengindikasikan bahwa penularan COVID-19 masih berlangsung di masyarakat.
- Selain COVID-19, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga dilaporkan tinggi sejak awal tahun, khususnya pada minggu ke-6 hingga ke-10, dengan jumlah kasus melebihi 250.000 per minggu.
Pemantauan terhadap penyakit pernapasan lainnya, seperti influenza-like illness (ILI) dan pneumonia, menunjukkan kondisi yang stabil. Kasus pneumonia tercatat berkisar antara 12.000 hingga 16.000 per minggu.
Data dari sentinel ILI-SARI menunjukkan peningkatan rasio spesimen positif COVID-19 dari 0 persen menjadi 5 persen pada minggu ke-21. Dari total 2.160 spesimen yang dikumpulkan sepanjang tahun 2025, sebanyak 72 di antaranya dinyatakan positif, atau sekitar 3 persen.
Situasi COVID-19 di Asia
Kondisi serupa juga terjadi di beberapa negara Asia lainnya. Thailand mencatat puncak kasus COVID-19 pada minggu ke-21, dengan total 82.491 kasus. Selama periode 25–31 Mei, dilaporkan 65.880 kasus baru dan tiga kematian. Peningkatan kasus ini dikaitkan dengan perayaan Songkran, yang melibatkan lebih dari satu juta orang.
Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama kelompok yang berisiko tinggi, meskipun tren kasus menunjukkan penurunan. Varian yang dominan di Thailand saat ini adalah XEC dan JN.1.
India juga mengalami lonjakan kasus sejak minggu ke-19, dengan 2.385 kasus tercatat pada minggu ke-22, meningkat 216 persen dari minggu sebelumnya. Pemicu lonjakan ini antara lain peningkatan mobilitas penduduk, penurunan kekebalan tubuh, serta penyebaran subvarian JN.1.
Sebaliknya, negara-negara seperti Korea Selatan, Hong Kong, dan Jepang menunjukkan penurunan kasus COVID-19. Korea Selatan hanya mencatat 97 kasus pada minggu terakhir, Hong Kong 846 kasus, dan Jepang 3.694 kasus. Meskipun terjadi penurunan, varian turunan Omicron JN.1 tetap menjadi varian yang dominan secara global.
Imbauan Kemenkes kepada Masyarakat
Menyikapi tren peningkatan kasus ini, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak mengendurkan kewaspadaan. Selain menjaga imunitas tubuh melalui konsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup, masyarakat juga diminta untuk menerapkan protokol kesehatan jika mengalami gejala flu. Jika gejala memburuk, segera periksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Langkah-langkah ini diambil sebagai upaya untuk memastikan penularan COVID-19 tetap terkendali, meskipun pandemi telah memasuki fase pasca-darurat.