Meriang: Memahami Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Meriang: Memahami Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Meriang, atau perasaan tidak enak badan yang sering disertai menggigil, bukanlah penyakit tersendiri melainkan gejala yang mengindikasikan adanya gangguan dalam tubuh. Kondisi ini umumnya ditandai dengan suhu tubuh sedikit meningkat, berkisar antara 37-38 derajat Celcius. Meskipun terkadang dianggap sepele, memahami penyebab meriang penting untuk penanganan yang tepat dan pencegahan masalah kesehatan yang lebih serius. Berikut beberapa faktor yang dapat memicu timbulnya meriang, berdasarkan tinjauan berbagai sumber medis terpercaya:

Penyebab Meriang dan Gejalanya

Berikut beberapa kemungkinan penyebab meriang, beserta manifestasinya:

  1. Infeksi: Infeksi, seperti flu atau infeksi saluran kemih (ISK), seringkali memicu respon imun tubuh yang menghasilkan gejala meriang disertai demam dan nyeri tubuh. Sistem kekebalan tubuh bekerja keras melawan patogen penyebab infeksi, sehingga muncul gejala tersebut.

  2. Hipoglikemia (Gula Darah Rendah): Penurunan kadar gula darah di bawah batas normal dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk meriang, gemetar, keringat dingin, pusing, dan detak jantung yang cepat. Kondisi ini lebih sering dialami oleh penderita diabetes yang tidak mengatur asupan makanan dan obat-obatan dengan tepat. Faktor-faktor yang dapat memicu hipoglikemia antara lain:

    • Tidak cukup mengonsumsi karbohidrat.
    • Melewatkan waktu makan.
    • Meningkatnya aktivitas fisik.
    • Konsumsi alkohol berlebihan tanpa makanan yang cukup.
  3. Hipotiroidisme: Kekurangan hormon tiroid dapat memperlambat metabolisme tubuh, menyebabkan intoleransi terhadap suhu dingin dan perasaan meriang atau menggigil. Kondisi ini memerlukan penanganan medis untuk memastikan fungsi tiroid yang optimal.

  4. Anemia: Anemia, atau kekurangan sel darah merah, mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan perasaan meriang.

  5. Serangan Panik: Respons kecemasan yang intens dapat memicu berbagai gejala fisik, termasuk meriang, berkeringat, gemetar, pusing, sesak napas, mual, dan nyeri dada. Serangan panik membutuhkan penanganan psikologis yang tepat.

  6. Malnutrisi: Kekurangan nutrisi penting dapat mengganggu fungsi tubuh, termasuk pengaturan suhu tubuh. Hal ini dapat menyebabkan perasaan meriang secara terus-menerus. Penting untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk mencegah malnutrisi.

  7. Malaria: Infeksi parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles ini seringkali diawali dengan gejala meriang dan menggigil sebelum demam tinggi muncul. Penanganan malaria memerlukan perawatan medis segera.

Menjaga Tubuh Tetap Prima

Untuk mencegah meriang dan menjaga kesehatan secara keseluruhan, berikut beberapa kebiasaan sehat yang dapat diterapkan:

  • Aktivitas Fisik: Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, seperti jalan kaki atau olahraga ringan hingga sedang.
  • Asupan Gizi Seimbang: Hindari konsumsi makanan yang berlebihan gula dan garam, dan prioritaskan makanan bergizi dan seimbang.
  • Hidrasi: Minum air putih minimal 2 liter per hari.
  • Istirahat Cukup: Pastikan tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam setiap malam.
  • Manajemen Stres: Kelola stres dengan baik, baik melalui metode personal maupun dukungan kelompok.

Konsultasi Medis: Bila gejala meriang disertai keluhan lain yang signifikan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.