IHSG Terkoreksi, Bursa Asia Ikut Melemah
IHSG Terkoreksi, Bursa Asia Ikut Melemah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Selasa (11/3/2025), menandai koreksi yang cukup signifikan di awal sesi. Penurunan ini sejalan dengan tren negatif yang terlihat di bursa-bursa saham utama Asia. Pada pukul 09.05 WIB, IHSG tercatat berada di level 6.527,49, mengalami penurunan sebesar 1,07% atau 70,71 poin dari penutupan sebelumnya. Pergerakan IHSG sejak awal perdagangan menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi, dengan level tertinggi menyentuh 6.598,50 dan level terendah di 6.499,04. Hal ini mengindikasikan adanya tekanan jual yang cukup signifikan di pasar.
Volume transaksi hingga pukul 09.05 WIB tercatat sebesar 1,92 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 995,52 miliar, melibatkan frekuensi transaksi sebanyak 93.320 kali. Dari sisi emiten, data menunjukkan pergerakan yang beragam. Sebanyak 83 saham mengalami penguatan, namun hal ini jauh diimbangi oleh 321 saham yang melemah, sementara 162 saham lainnya stagnan. Kondisi ini menunjukkan dominasi sentimen negatif yang memengaruhi pergerakan harga saham di pasar domestik.
Koreksi IHSG ini sejalan dengan pelemahan yang terjadi di bursa-bursa saham utama di Asia. Indeks Nikkei di Jepang mengalami penurunan signifikan sebesar 1,88%, Hang Seng di Hong Kong juga melemah 1,07%, dan Shanghai Composite Index di Tiongkok mencatat penurunan sebesar 0,35%. Pelemahan di bursa-bursa regional ini mengindikasikan adanya kekhawatiran investor global terkait sejumlah faktor, baik faktor domestik maupun global, yang berpotensi mempengaruhi kinerja pasar saham secara keseluruhan. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama penyebab koreksi ini dan dampaknya terhadap IHSG di sesi perdagangan selanjutnya.
Beberapa faktor yang patut dipertimbangkan sebagai pemicu koreksi ini antara lain adalah:
- Sentimen global: Kondisi ekonomi global yang masih bergejolak, potensi resesi di beberapa negara maju, dan ketidakpastian geopolitik dapat mempengaruhi alokasi investasi asing di pasar saham Indonesia.
- Faktor domestik: Potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, atau faktor makro ekonomi lainnya juga bisa berdampak terhadap kinerja IHSG.
- Tekanan jual: Adanya aksi ambil untung (profit taking) oleh investor juga dapat menjadi faktor penyebab penurunan IHSG.
Perlu dicatat bahwa analisis ini hanya bersifat sementara dan memerlukan pengamatan yang lebih lanjut untuk memahami secara komprehensif penyebab dan dampak penurunan IHSG. Investor disarankan untuk tetap memantau perkembangan pasar dan melakukan analisis risiko sebelum mengambil keputusan investasi.