Trauma Mendalam Mahasiswa Unila Usai Diksar Mapala Berujung Maut: Ancaman Pembunuhan Hantui Korban

Tragedi menimpa seorang mahasiswa Universitas Lampung (Unila), Pratama Wijaya Kusuma, yang meninggal dunia setelah mengikuti pendidikan dasar (diksar) organisasi mahasiswa pecinta alam (Mapala). Kematiannya menyisakan duka mendalam bagi keluarga, terutama sang ibu, Wirnawarni.

Wirnawarni mengungkapkan bahwa sebelum menghembuskan nafas terakhir, putranya mengalami trauma mendalam dan hidup dalam ketakutan akibat ancaman pembunuhan. Hal ini terungkap saat Pratama menjalani perawatan intensif selama beberapa bulan. Korban bahkan sempat memohon kepada ibunya untuk tidak melaporkan kejadian yang menimpanya ke pihak kepolisian. Ketakutan ini begitu kuat hingga menghambat proses pemulihan Pratama.

"Saya ajak berobat ke rumah sakit, dia nggak mau karena takut ketahuan nanti nyawanya diancam, 'Kita pulang aja, Ma, jangan ngomong ke mana-mana kalau Mama masih sayang sama Udo (panggilan)'," ujar Wirnawarni dengan pilu.

Menurut penuturan Wirnawarni, anaknya berulang kali memperingatkannya untuk tidak menceritakan kejadian yang menimpanya kepada siapapun. Pratama khawatir dirinya akan menjadi target dan dibunuh. "Mama jangan cerita-cerita nanti aku diancam, nanti aku diincar mau dibunuh." Namun, Wirnawarni mengaku tidak mengetahui siapa pihak yang mengancam nyawa putranya. Pratama tidak pernah mengungkap identitas pelaku yang menerornya.

Kini, Wirnawarni berharap agar laporan yang telah dilayangkannya ke Polda Lampung dapat mengungkap kebenaran di balik kematian tragis putranya. Ia berharap agar pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini dan menyeret para pelaku ke pengadilan.

Sebelumnya, Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) jurusan bisnis digital angkatan 2024 Unila, dilaporkan meninggal dunia setelah mengikuti diksar Mapala. Kematiannya diduga disebabkan oleh tindak penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah seniornya selama kegiatan tersebut.