Perhutani Gandeng Masyarakat Desa Tingkatkan Produksi Kopi Berkualitas Ekspor di Bondowoso
Perum Perhutani terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan melalui program kemitraan yang berkelanjutan. Salah satu inisiatifnya adalah melalui Project Management Office (PMO) Kopi & Kakao Nusantara, yang fokus pada pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) kopi dengan melibatkan langsung masyarakat desa hutan.
Inisiatif ini sejalan dengan arahan Kementerian BUMN untuk mengintegrasikan program Kemitraan Kehutanan Perhutani (KKP) dan Kelompok Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP), bertujuan untuk memperkuat ekosistem usaha rakyat di sekitar kawasan hutan dan meningkatkan produktivitas pertanian secara menyeluruh. Dengan menggandeng masyarakat desa, Perhutani tidak hanya meningkatkan produksi kopi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, melakukan kunjungan kerja ke Demplot Project Management Office (PMO) Kopi & Kakao Nusantara Perhutani di Bondowoso, Jawa Timur. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung progres dan dampak program kemitraan tersebut. Dalam kunjungannya, Tiko didampingi oleh Plt. Direktur Utama Perum Perhutani, Natalas Anis Harjanto.
Saat berada di lokasi, Wamen BUMN meninjau kebun kopi dan berdiskusi dengan para petani yang terlibat dalam program kemitraan. Ia mengapresiasi langkah Perhutani dalam memberdayakan masyarakat desa melalui kemitraan ini. Menurutnya, kopi Ijen memiliki potensi besar untuk diekspor dan program PMO Kopi yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dapat menjadi wadah untuk meningkatkan nilai tambah kopi Ijen.
"Kami sangat mengapresiasi langkah Perhutani melalui model kemitraan seperti di KPH Bondowoso ini. Kita yakin kopi Ijen ini bagus kualitas ekspor. Kita (Kementerian BUMN) punya program PMO Kopi, Perhutani punya lahan yang luas, masyarakat tanam kopi dan dibina oleh PTPN hasilnya diolah dan menjadikan nilai tambah yang tinggi," ujar Tiko.
Plt Direktur Utama Perhutani, Natalas Anis Harjanto, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat dan UMKM lokal melalui sinergi dengan berbagai pihak. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk memastikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat desa hutan.
Model kemitraan dalam PMO Kopi & Kakao Nusantara melibatkan berbagai pihak, termasuk:
- Perhutani
- Penggarap lahan
- Mitra KKP dan KKPP
- Business Advisor
- Penyedia sarana produksi pertanian (Saprotan)
Untuk memastikan transparansi dan efisiensi, seluruh proses transaksi dan pendanaan difasilitasi secara digital melalui aplikasi Socioforest.
Program kemitraan ini mengelola lahan seluas 18,06 hektar, dengan 14,06 hektar telah ditanami kopi berbagai jenis sejak tahun 2019. Melalui program ini, Perhutani berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan, sekaligus menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan produksi kopi berkualitas ekspor.