Koperasi Desa Merah Putih Disiapkan untuk Pangkas Rantai Distribusi Beras dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Pemerintah berupaya menyejahterakan petani dengan memangkas rantai distribusi beras yang selama ini dinilai terlalu panjang dan menguntungkan pihak tengah atau tengkulak. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan rencana untuk menggantikan peran tengkulak dengan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang berfokus pada sektor pangan.

Langkah ini diambil sebagai respons atas ketimpangan pendapatan yang signifikan antara tengkulak dan petani. Data menunjukkan bahwa tengkulak mampu meraup keuntungan hingga Rp 42 triliun dari penjualan hasil panen petani, sementara petani sendiri hanya memperoleh sekitar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.

Mentan Amran meyakini bahwa Kopdes Merah Putih dapat menyederhanakan dan mempercepat proses distribusi beras dari pusat produksi ke konsumen. Jika sebelumnya distribusi beras melalui tujuh hingga delapan tahapan, dengan adanya Kopdes, rantai pasok akan dipangkas menjadi hanya tiga tahapan.

"Kita bangun koperasi untuk memotong rantai pasok yang dulunya tujuh atau delapan tahap menjadi tiga. Nantinya dari produsen langsung ke koperasi konsumen," ujar Amran.

Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini tengah menyusun dan mematangkan konsep Kopdes Merah Putih. Amran memastikan bahwa badan usaha ini akan segera direalisasikan.

Inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya negara hadir untuk menjamin kesejahteraan petani.

"Setengah mati kita jaga petani, tidak boleh dibiarkan jalan sendiri, kita harus dampingi mereka. Kami hitung-hitungan, petani itu dapatnya 1,5 juta per bulan per rumah tangga, itu per orang," jelas Amran.

Lebih lanjut, Amran menambahkan bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung petani, seperti peningkatan subsidi pupuk, kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), pendampingan intensif, dan perbaikan irigasi.