Presiden Lee Jae Myung Resmi Menjabat, Prioritaskan Dialog dengan Korea Utara dan Pemulihan Ekonomi
Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, secara resmi menjabat pada Rabu (4/6), menandai awal kepemimpinannya selama lima tahun yang penuh tantangan. Dalam pidato pelantikannya di Majelis Nasional, Lee menyampaikan komitmennya untuk menyatukan kembali bangsa yang terpecah akibat peristiwa darurat militer kontroversial tahun sebelumnya. Selain itu, revitalisasi ekonomi yang terpuruk dan pendekatan diplomasi yang pragmatis berdasarkan kepentingan nasional menjadi fokus utama pemerintahannya, termasuk membuka kembali saluran dialog dengan Korea Utara.
Penyelenggaraan pemilihan presiden yang dipercepat ini dipicu oleh pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol terkait dengan penetapan darurat militer singkat pada bulan Desember tahun lalu. Lee menegaskan tekadnya untuk menjadi presiden bagi seluruh rakyat Korea Selatan, tanpa memandang perbedaan dukungan politik selama pemilihan. "Tidak peduli siapa yang Anda dukung dalam pemilu ini, saya akan melayani sebagai presiden untuk semua orang, untuk merangkul dan melayani setiap warga negara," ujarnya.
Dalam pidatonya, Lee menyoroti urgensi untuk memulihkan keamanan dan perdamaian yang sempat terganggu, membangun kembali perekonomian yang terdampak oleh ketidakpedulian dan ketidakmampuan, serta menghidupkan kembali demokrasi yang ternodai. Ia berjanji untuk membentuk pemerintahan yang suportif dan mendorong, bukan mengendalikan dan mengatur.
Prioritaskan Dialog dengan Korea Utara
Salah satu poin penting dalam pidato Lee adalah mengenai hubungan dengan Korea Utara yang mengalami ketegangan dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun menekankan perlunya pencegahan yang kuat terhadap potensi ancaman dari Pyongyang, Lee tetap membuka pintu untuk melanjutkan dialog dengan Korea Utara. "Kami akan membuka saluran komunikasi dan mengupayakan dialog dan kerja sama dengan Korea Utara untuk membangun perdamaian abadi di Semenanjung Korea," tegasnya.
Lee menekankan bahwa lebih baik mencapai kemenangan tanpa perang daripada meraih kemenangan melalui konflik bersenjata. Ia meyakini bahwa perdamaian tanpa peperangan adalah bentuk keamanan yang paling ideal.
Kebijakan Luar Negeri
Dalam konteks kebijakan luar negeri, Lee menyatakan komitmennya untuk mempertahankan aliansi keamanan yang kuat dengan Amerika Serikat dan Jepang, sambil berupaya menyeimbangkan diplomasi. "Kami akan memperkuat kerja sama Korea Selatan-AS-Jepang berdasarkan aliansi Korea-AS yang solid dan mendekati hubungan dengan negara-negara tetangga dari perspektif kepraktisan dan kepentingan nasional," jelasnya.
Pelantikan Lee diadakan dalam seremoni sederhana di Majelis Nasional, dihadiri oleh para kepala cabang pemerintahan, anggota kabinet, dan anggota parlemen Korea Selatan. Tidak ada pejabat atau delegasi asing yang diundang dalam acara tersebut. Upacara pelantikan resmi yang lebih besar akan diselenggarakan pada tanggal 17 Juli, bertepatan dengan Hari Konstitusi negara tersebut.