Indonesia Berupaya Tingkatkan Produksi Gandum dan Kedelai dengan Studi Banding ke Brasil dan Yordania

Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengintensifkan upaya swasembada pangan untuk komoditas strategis, yaitu gandum dan kedelai. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi hingga 10 ribu ton kedelai dan gandum.

Mentan Amran menjelaskan bahwa pihaknya telah menggandeng Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) serta menghimpun para ahli dari berbagai perguruan tinggi untuk mewujudkan target tersebut. Fokus utama saat ini adalah peningkatan produktivitas kedelai.

"Kami menargetkan produksi kedelai minimal 3 ton per hektar. Jika sudah tercapai, bahkan bisa mencapai 1.000 hingga 2.000 ton, kami akan langsung menargetkan 10 ribu ton. Jika ini berhasil, Insya Allah, swasembada kedelai akan semakin dekat," ujar Amran kepada media di Jakarta Selatan.

Untuk komoditas gandum, Amran mengungkapkan bahwa serangkaian uji coba telah dilakukan dengan hasil tertinggi mencapai 5 ton. Guna mendongkrak produksi lebih lanjut, Kementan telah mengirimkan delegasi ke Yordania dan Brasil untuk mempelajari praktik terbaik dan mendapatkan bibit unggul.

"Kami berdiskusi dengan Mr. Ken, seorang ahli dari Australia yang bekerja di Yordania. Beliau menyatakan bahwa produksi gandum bisa mencapai 8 hingga 10 ton per hektar. Saya langsung memerintahkan tim untuk berangkat ke sana dan mempelajari metode mereka. Jika ada praktik baik yang bisa diterapkan, kita akan tiru," jelas Amran.

Upaya Kementan untuk menekan impor gandum semakin mendesak mengingat data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan impor biji-bijian atau serealia pada Maret 2024. Secara bulanan, impor meningkat sebesar 25,97% dan secara tahunan melonjak hingga 144,02%. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan impor beras, gandum, dan jagung.

Nilai impor serealia pada Maret 2024 mencapai US$ 182,2 juta dengan volume 491,1 ribu ton, menyumbang 6,04% dari total impor non-migas Indonesia pada periode tersebut.

Secara spesifik, impor gandum pada Maret 2025 mengalami kenaikan sebesar 24,54%. Negara-negara asal impor gandum dan meslin utama adalah Australia, Argentina, dan Kanada. Sementara itu, jagung diimpor dari Brasil, Argentina, dan Amerika Serikat.

Upaya Meningkatkan Produksi Gandum dan Kedelai:

  • Kerjasama dengan Kemendikti Saintek dan para ahli perguruan tinggi.
  • Target produksi kedelai minimal 3 ton per hektar, dengan ambisi mencapai 10 ribu ton.
  • Pengiriman delegasi ke Yordania dan Brasil untuk studi banding dan mendapatkan bibit unggul.
  • Fokus pada penekanan impor gandum seiring dengan peningkatan kebutuhan dalam negeri.