Unjuk Rasa Memanas di Bolivia: Pendukung Morales Tuntut Jabatan Keempat, Bentrokan dengan Polisi Pecah

Bolivia dilanda gelombang unjuk rasa yang berujung pada bentrokan antara aparat kepolisian dan massa pendukung mantan Presiden Evo Morales. Aksi demonstrasi ini dipicu oleh tuntutan agar Morales diizinkan untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk masa jabatan keempat dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada Agustus mendatang.

Sedikitnya sepuluh petugas kepolisian dilaporkan mengalami luka-luka akibat bentrokan yang terjadi di wilayah tengah Bolivia. Para pendukung Morales melakukan pemblokiran jalan sebagai bentuk protes atas diskualifikasi mantan presiden tersebut dari pemilu. Carola Arraya, wakil menteri keamanan warga, mengungkapkan bahwa enam polisi terluka akibat ledakan dinamit di daerah Bombeo, yang merupakan basis pendukung utama Morales di wilayah Cochabamba.

Para demonstran menyerukan pengunduran diri Presiden Luis Arce, menyalahkan dirinya atas krisis ekonomi yang melanda negara tersebut. Mereka juga menuding Arce bertanggung jawab atas keputusan otoritas pemilu yang melarang Morales untuk berpartisipasi dalam pemilu 17 Agustus. Omar Ramirez, pemimpin gerakan Evo Pueblo, menyatakan bahwa ada sejumlah demonstran yang terluka, meskipun jumlah pastinya belum diketahui.

Evo Morales, yang pernah menjabat sebagai salah satu pemimpin terlama di Amerika Latin dengan tiga periode kepresidenan (2006-2019), mengundurkan diri setelah pemilu yang diwarnai tuduhan kecurangan. Meskipun Mahkamah Konstitusi melarangnya untuk mencalonkan diri kembali dan menghadapi tuduhan perdagangan manusia, Morales tetap berupaya untuk maju sebagai calon presiden.

Ramirez menegaskan bahwa sengketa pemilu menjadi isu sekunder dibandingkan dengan krisis ekonomi yang dihadapi para demonstran. Kekurangan dolar dan bahan bakar telah menyebabkan lonjakan harga kebutuhan pokok, memicu serangkaian unjuk rasa dalam beberapa bulan terakhir. Sopir bus dan pedagang eceran juga berencana melakukan aksi protes terkait situasi ekonomi ini.

Presiden Arce menanggapi aksi protes tersebut melalui media sosial X, menuduh bahwa motif sebenarnya adalah untuk memaksakan pencalonan Morales yang dianggap tidak konstitusional. Arce juga menuduh Morales berencana untuk "menutup kota-kota dan mencegah pengiriman makanan," seperti yang pernah dilakukannya di masa lalu, untuk mencapai ambisi politiknya.