Gelombang Deportasi: Pakistan Pulangkan Ratusan Ribu Warga Afghanistan Sejak April 2025

Pakistan terus menjalankan kebijakan deportasi terhadap warga negara Afghanistan dalam skala besar. Sejak April 2025, lebih dari 200.000 warga Afghanistan telah meninggalkan Pakistan sebagai respons terhadap upaya intensif pemerintah untuk memulangkan mereka.

Inisiatif ini menargetkan lebih dari 800.000 warga Afghanistan yang dianggap tidak memiliki izin tinggal yang sah. Kebijakan ini bahkan berdampak pada individu yang lahir dan dibesarkan di Pakistan, atau mereka yang telah tinggal di negara itu selama beberapa dekade.

Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri Pakistan, eksodus warga Afghanistan mencapai puncaknya pada bulan April, dengan lebih dari 135.000 orang menyeberang perbatasan. Meskipun jumlahnya menurun menjadi 67.000 pada bulan Mei, pemulangan terus berlanjut, dengan lebih dari 3.000 orang dideportasi dalam dua hari pertama bulan Juni.

Arus pengungsi Afghanistan ke Pakistan telah berlangsung selama beberapa dekade, dipicu oleh konflik internal dan instabilitas politik di Afghanistan. Gelombang pengungsi baru tiba setelah kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan pada tahun 2021.

Kampanye deportasi dimulai pada tahun 2023, menyebabkan ratusan ribu warga Afghanistan meninggalkan Pakistan karena takut akan penangkapan dan perlakuan buruk. Secara keseluruhan, lebih dari satu juta warga Afghanistan telah meninggalkan Pakistan sejak dimulainya kampanye tersebut.

Pemerintah Pakistan menuduh beberapa warga Afghanistan terlibat dalam aktivitas kriminal dan terorisme. Namun, para pengamat berpendapat bahwa deportasi ini merupakan upaya untuk menekan pemerintah Taliban agar mengambil tindakan terhadap militansi di wilayah perbatasan.

Pakistan menghadapi peningkatan kekerasan dalam setahun terakhir, dengan jumlah kematian akibat serangan mencapai titik tertinggi dalam satu dekade. Pasukan keamanan Pakistan berjuang melawan pemberontakan kelompok nasionalis di Balochistan dan juga menghadapi ancaman dari Taliban Pakistan dan kelompok afiliasinya di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan.

Pemerintah Pakistan sering menuduh warga Afghanistan terlibat dalam serangan tersebut dan menyalahkan pemerintah di Kabul karena gagal mencegah militan menggunakan wilayah Afghanistan sebagai tempat perlindungan. Pemerintah Taliban membantah tuduhan tersebut.