Strategi Kontra-Terorisme: Kolaborasi Multilateral Lebih Efektif daripada Kekuatan Militer Semata

Pakar terorisme dari Deakin Lancaster University, Greg Barton, menekankan bahwa pendekatan militer semata tidak cukup untuk menanggulangi terorisme. Dalam sebuah forum di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Barton menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membendung radikalisme yang menjadi akar terorisme.

Barton berpendapat bahwa sinergi antara kepolisian, masyarakat sipil, termasuk organisasi kemasyarakatan seperti Nahdlatul Ulama (NU), dan institusi pendidikan, sangat krusial dalam upaya pencegahan. Ia menyoroti bahwa penanggulangan terorisme memerlukan strategi komprehensif yang melampaui operasi militer. Pendekatan yang lebih efektif adalah dengan membangun kesadaran masyarakat, memperkuat nilai-nilai toleransi, dan mengidentifikasi serta menangkal penyebaran ideologi radikal sejak dini.

Plh Rektor UNU Yogyakarta, Suhadi Cholil, mengakui adanya penurunan signifikan aksi terorisme di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa ideologi ekstrem masih berpotensi untuk berkembang di kalangan tertentu. Oleh karena itu, kewaspadaan dan upaya pencegahan harus terus ditingkatkan.

Suhadi juga menekankan pentingnya peran aktif berbagai pihak dalam mencegah kemunculan kembali kelompok-kelompok radikal. UNU Yogyakarta, sebagai bagian dari NU, menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya deradikalisasi dan kontra-terorisme. Keterlibatan organisasi Islam moderat seperti NU dinilai penting dalam memberikan pemahaman keagamaan yang benar dan menangkal propaganda kelompok radikal.

Berikut adalah poin-poin penting yang ditekankan dalam diskusi tersebut:

  • Pendekatan Multidimensional: Penanggulangan terorisme memerlukan pendekatan yang multidimensional, tidak hanya mengandalkan kekuatan militer.
  • Kolaborasi Lintas Sektor: Kerjasama antara kepolisian, masyarakat sipil, institusi pendidikan, dan organisasi keagamaan sangat penting.
  • Pencegahan Radikalisme: Upaya pencegahan harus fokus pada identifikasi dan penangkalan penyebaran ideologi radikal.
  • Peran Masyarakat Sipil: Organisasi kemasyarakatan seperti NU memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman keagamaan yang benar dan menangkal propaganda radikal.
  • Kewaspadaan Berkelanjutan: Meskipun aksi terorisme menurun, kewaspadaan dan upaya pencegahan harus terus ditingkatkan.