Kebijakan Jam Masuk Sekolah Lebih Awal Diprotes Orang Tua Siswa di Bandung Barat
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait perubahan jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB mulai tahun ajaran baru mendatang menuai reaksi beragam dari kalangan orang tua siswa, khususnya di wilayah Bandung Barat.
Sejumlah orang tua mengungkapkan kekhawatiran dan keberatan mereka terkait dengan perubahan jadwal tersebut. Elis (30), seorang warga Padalarang, Bandung Barat, menyampaikan bahwa kebijakan ini akan memaksa orang tua untuk bangun lebih awal guna mempersiapkan segala kebutuhan sekolah anak. Ia mengaku belum siap dengan perubahan kebiasaan ini, terutama karena anaknya yang masih duduk di kelas 1 SD belum dapat menyiapkan keperluan sekolahnya secara mandiri.
"Semuanya kan masih harus disiapin. Jadi sebagai orang tua harus bangun minimal jam 4 subuh. Bikin sarapan, siapin seragam, dan lain lainnya," ujar Elis, menggambarkan betapa repotnya persiapan yang harus dilakukan setiap pagi.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Miftah (37), warga Saguling. Ia khawatir kebijakan ini akan memberatkan siswa, terutama mengingat kondisi geografis Bandung Barat dengan jarak sekolah yang tidak selalu dekat. Miftah, yang biasanya mengantar anaknya menggunakan sepeda motor, merasa kesulitan jika harus menyesuaikan diri dengan kebijakan baru yang mengharuskan siswa berjalan kaki. Ia menggambarkan bagaimana anaknya saat ini harus berangkat sekolah pukul 6 pagi dengan menempuh jarak hampir 5 kilometer berjalan kaki, menyusuri jalanan rusak dan berbukit.
"Nanti harus bangun jam berapa, berangkat jam berapa, tentu kita sebagai orang tua merasa keberatan. Walaupun mungkin Kang Dedi niatnya baik," kata Miftah, mengungkapkan kekhawatirannya.
Intan (23), warga Padalarang, juga merasakan betapa repotnya orang tua jika harus bangun subuh untuk menyiapkan perbekalan sekolah adik-adiknya. Ia menuturkan bahwa ibunya, yang biasanya menyiapkan segala sesuatu pada pukul 5 subuh, mungkin harus bangun lebih awal lagi jika kebijakan ini benar-benar diterapkan. Intan khawatir jika waktu persiapan menjadi lebih singkat, adik-adiknya terpaksa tidak sarapan.
"Yang ditakutkan, anaknya malah ngantuk pas di kelas. Kalau begitu kan jadi gak fokus belajarnya," paparnya, mengungkapkan kekhawatiran tentang dampak kebijakan ini terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
Kebijakan jam masuk sekolah yang lebih awal ini dinilai terkesan memaksa dan menuai keluhan dari berbagai pihak. Meskipun sebagian masyarakat yang tinggal dekat dengan sekolah mungkin dapat menerima kebijakan ini, namun bagi siswa yang tinggal jauh dari sekolah, perubahan ini tentu menjadi beban tambahan. Muncul kekhawatiran bahwa siswa akan merasa lelah dan mengantuk di kelas, yang pada akhirnya dapat mengganggu proses belajar mengajar.