Jakarta Waspadai Peningkatan Kasus Covid-19: Ancaman Gelombang Baru di Balik Data Tersembunyi

Jakarta kembali dihadapkan pada potensi lonjakan kasus Covid-19 yang mengkhawatirkan. Meskipun data resmi menunjukkan angka yang relatif terkendali, para ahli epidemiologi memperingatkan tentang bahaya 'fenomena gunung es' yang dapat menyembunyikan skala penyebaran yang lebih luas.

Kewaspadaan Dini dan Tantangan Pengawasan

Dicky Budiman, seorang epidemiolog dari Griffith University Australia, menekankan bahwa peningkatan kasus yang tercatat saat ini seharusnya menjadi sinyal kewaspadaan dini, bukan diabaikan sebagai alarm palsu. Ia menyoroti bahwa sistem deteksi dan antisipasi penyebaran Covid-19 saat ini jauh dari ideal. Penurunan drastis dalam testing dan tracing dibandingkan masa pandemi membuat banyak kasus berpotensi tidak terdeteksi.

"Kasus-kasus yang terdeteksi saat ini jelas mencerminkan fenomena gunung es. Yang terlihat hanya sebagian kecil. Banyak kasus kemungkinan luput dari pantauan karena lemahnya surveillance kita," tegasnya.

Ancaman Varian Baru dan Perubahan Perilaku Masyarakat

Selain itu, kemunculan varian-varian baru seperti JN-1 dan BN-181 di berbagai negara menjadi ancaman nyata. Varian-varian ini hampir pasti telah masuk ke Indonesia dan dapat mempercepat laju penularan. Pergerakan manusia yang tinggi dan perubahan perilaku masyarakat yang cenderung mengabaikan protokol kesehatan semakin memperburuk situasi.

"Cuci tangan sudah ditinggalkan. Pakai masker dianggap kuno. Padahal, ini semua masih relevan, bukan hanya untuk Covid-19," ucap Dicky.

Data dan Peringatan dari Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI mencatat adanya peningkatan kasus positif Covid-19 pada minggu epidemiologi ke-22 (25–31 Mei 2025). Meskipun positivity rate masih relatif rendah, lonjakan kasus tertinggi tercatat di beberapa provinsi, termasuk Banten, Jakarta, dan Jawa Timur. Di Jakarta, dua kasus ditemukan di wilayah Jakarta Timur.

Imbauan untuk Tetap Waspada

Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada meskipun kedua pasien di Jakarta Timur telah dinyatakan sembuh. Ia menyoroti lonjakan kasus di negara-negara tetangga sebagai alasan untuk tidak lengah.

"Negara-negara tetangga sudah mencatatkan lonjakan kasus. Kita tak boleh lengah," kata Herwin.

Herwin juga menekankan pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan hand sanitizer. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak boleh ditinggalkan demi melindungi diri dan orang lain dari potensi penyebaran Covid-19.