Ironi 'Donat Perpisahan': Hadiah Resign Berujung Jadi Suguhan Klien
Tradisi membawa makanan saat mengundurkan diri dari pekerjaan, atau yang populer disebut 'donat resign,' seringkali menjadi momen perpisahan yang manis antar rekan kerja. Namun, sebuah kejadian unik baru-baru ini justru menuai perbincangan hangat di media sosial.
Kisah ini bermula dari unggahan di platform X, di mana seorang warganet menceritakan pengalaman rekannya yang membawa donat saat resign. Alih-alih dinikmati bersama, donat-donat tersebut justru tak tersentuh oleh satu pun rekan kerja hingga sore hari. Ironisnya, atasan kemudian meminta donat tersebut dikembalikan, bukan untuk dinikmati oleh karyawan lain, melainkan untuk disuguhkan kepada klien.
Peristiwa ini memicu beragam reaksi dari warganet. Banyak yang menyayangkan sikap rekan kerja yang dinilai tidak menghargai niat baik karyawan yang resign. Beberapa bahkan mempertanyakan kebijakan kantor yang terkesan 'pelit' hingga memanfaatkan donat pemberian karyawan untuk menjamu tamu.
Fenomena 'donat resign' sendiri sebenarnya merupakan simbol perpisahan dan ucapan terima kasih atas kerjasama selama bekerja. Namun, kejadian ini menjadi ironi tersendiri. Berikut ini adalah beberapa komentar warganet yang berhasil dirangkum:
- "Donat gak ada yang makan itu berarti emang sengaja buat suguhan klien, miskin amat kantor lu."
- "Bisa-bisanya donat menggiurkan itu gak ada yang nyentuh. Lagian kismin amat kantor masa donat resign buat suguhan klien."
Kisah ini menjadi cerminan kecil dari dinamika hubungan kerja dan etika di tempat kerja. Di satu sisi, tradisi 'donat resign' seharusnya menjadi momen berbagi dan mempererat tali silaturahmi. Di sisi lain, kejadian ini membuka diskusi tentang prioritas perusahaan dan penghargaan terhadap karyawan yang telah berkontribusi.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya komunikasi dan rasa empati di lingkungan kerja. Mungkin saja ada alasan tertentu mengapa donat tersebut tidak dimakan, namun kurangnya komunikasi yang baik justru menimbulkan persepsi negatif. Selain itu, kejadian ini juga dapat menjadi pelajaran bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan dan apresiasi terhadap karyawannya, baik yang masih aktif maupun yang akan meninggalkan perusahaan.