Danone Percepat Penurunan Emisi Metana melalui Kemitraan Strategis dan Inovasi

Danone, perusahaan makanan dan minuman global, mengumumkan kemajuan signifikan dalam upaya mengurangi emisi metana dari rantai pasokan susu segarnya. Sejak tahun 2020, Danone mengklaim telah berhasil memangkas emisi metana lebih dari 25%, sebuah langkah maju yang signifikan dalam mencapai target pengurangan 30% pada tahun 2030.

Sektor pertanian, khususnya produksi susu, merupakan sumber utama emisi metana bagi Danone. Lebih dari separuh jejak karbon pertanian perusahaan dan lebih dari 70% emisi metananya berasal dari produksi susu. Untuk mengatasi tantangan ini, Danone menerapkan pendekatan komprehensif di tingkat peternakan, yang meliputi:

  • Optimalisasi pengelolaan ternak: Meningkatkan praktik pemberian pakan, kesehatan hewan, dan produktivitas.
  • Pengelolaan pakan: Mengembangkan dan menerapkan formula pakan yang mengurangi produksi metana di dalam rumen ternak.
  • Pengelolaan kotoran: Menerapkan sistem pengolahan kotoran yang mengurangi emisi metana, seperti penggunaan biodigester.
  • Peningkatan sistem data: Memantau dan menganalisis data emisi secara akurat untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Danone menekankan pentingnya kolaborasi dengan para peternaknya untuk memastikan bahwa inisiatif pengurangan emisi metana tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga meningkatkan mata pencaharian mereka. Perusahaan juga aktif terlibat dalam inisiatif industri seperti Dairy Methane Action Alliance (DMAA) dan Global Methane Hub untuk mencari dan mengembangkan solusi inovatif.

Salah satu solusi inovatif yang sedang dieksplorasi Danone adalah penggunaan biodigester. Perusahaan baru-baru ini menjalin kemitraan dengan Sistema.bio melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU). Kemitraan ini bertujuan untuk mengolah limbah peternakan sapi menjadi biogas, sumber energi terbarukan, dan pupuk organik yang ramah lingkungan. Targetnya adalah memasang 6.500 biodigester hingga tahun 2030, yang akan memberikan manfaat bagi peternak sapi perah skala kecil di berbagai wilayah geografis, dimulai dari Meksiko, Maroko, dan India.

Danone bekerja sama dengan lebih dari 60.000 peternak sapi perah di seluruh dunia, yang sebagian besar merupakan peternak skala kecil dengan kurang dari 20 ekor sapi. Perusahaan mengakui bahwa pengurangan emisi metana merupakan tantangan global yang membutuhkan tindakan segera. Penilaian Metana Global oleh Program Lingkungan PBB (UNEP) merekomendasikan pengurangan emisi metana sebesar 40-45% pada tahun 2030, berdasarkan tingkat tahun 2020, untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. Meskipun metana memiliki efek pemanasan yang kuat, ia tidak bertahan lama di atmosfer seperti CO2. Oleh karena itu, pengurangan metana secara cepat dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya memerangi perubahan iklim.

Temuan dari Changing Markets Foundation menyoroti bahwa hanya Danone dan General Mills yang menunjukkan kemajuan terverifikasi dalam mengurangi emisi metana di antara produsen susu dan jaringan kopi terbesar di dunia. Meskipun demikian, laporan tersebut juga mencatat bahwa sebagian besar raksasa ritel bahan makanan di Amerika Utara dan Eropa belum secara eksplisit berkomitmen untuk mengurangi emisi metana. Changing Markets mendesak perusahaan susu untuk mengurangi emisi metana setidaknya 30% pada tahun 2030, sejalan dengan Ikrar Metana Global yang diluncurkan pada COP26.