Operasi Gabungan TNI-Polri di Lapas Nabire Ungkap Penyelundupan Senjata Tajam dan Telepon Seluler Pasca-Kaburnya Narapidana

Pasca insiden kaburnya 19 narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nabire, Papua Tengah, aparat keamanan gabungan yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar operasi penggeledahan intensif. Operasi ini bertujuan untuk menertibkan lapas dan mencari bukti-bukti yang mungkin terkait dengan pelarian tersebut.

Operasi yang melibatkan ratusan personel gabungan ini menyasar berbagai area di dalam lapas, termasuk sel tahanan, taman, dan fasilitas umum lainnya. Hasilnya, petugas berhasil menemukan sejumlah barang terlarang yang diduga diselundupkan ke dalam lapas.

Kapolres Nabire, AKBP Samuel D Tatiratu, menjelaskan bahwa operasi ini merupakan tindak lanjut dari insiden kaburnya narapidana beberapa waktu lalu. Pihaknya menduga kuat bahwa barang-barang terlarang yang ditemukan memiliki kaitan erat dengan upaya pelarian tersebut. Investigasi mendalam akan dilakukan untuk mengungkap jaringan di balik penyelundupan ini.

Barang bukti yang berhasil diamankan meliputi:

  • 38 unit telepon seluler ilegal
  • Berbagai jenis senjata tajam, seperti pisau, parang, obeng, dan gunting
  • Alat-alat besi berbahaya lainnya
  • Beberapa noken (tas tradisional Papua) bercorak Bintang Kejora

Modus penyimpanan barang-barang terlarang ini terbilang beragam. Sebagian disembunyikan di dalam kotak-kotak tertutup, ditanam di area taman belakang blok, bahkan diselipkan di kamar mandi. Temuan ini mengindikasikan adanya kelalaian dalam pengawasan dan pengamanan di dalam lapas.

AKBP Samuel D Tatiratu menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengejaran terhadap 19 narapidana yang masih buron. Tim gabungan telah disebar ke berbagai wilayah yang dianggap rawan menjadi tempat persembunyian para narapidana, seperti Topo-Uwapo, KM 100 Siriwo, dan Distrik Yaro. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam membantu pencarian narapidana yang kabur. Informasi sekecil apapun dari masyarakat sangat berharga dan dapat membantu mempercepat proses penangkapan.

Sebelumnya, diketahui bahwa 19 narapidana berhasil melarikan diri dari Lapas Kelas IIB Nabire pada Senin (2/6) sekitar pukul 11.00 WIT. Mereka melakukan aksinya dengan menyerang tiga petugas lapas menggunakan senjata tajam hingga menyebabkan luka-luka. Diduga kuat, pelarian ini didalangi oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berada di dalam lapas.

Kaops Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa sebagian besar narapidana yang kabur merupakan anggota KKB dari wilayah Puncak Jaya, Puncak, dan Paniai. Salah satu anggota KKB bernama Ardinus Kogoya disebut-sebut sebagai otak dari aksi pelarian ini. Ia diduga menggunakan parang yang diperoleh dari dalam lapas untuk menyerang petugas.

Pihak kepolisian akan terus mendalami kasus ini untuk mengungkap seluruh jaringan yang terlibat dalam pelarian narapidana dan memastikan keamanan serta ketertiban di Lapas Kelas IIB Nabire.