DPRD DKI Jakarta Dorong Solusi Komprehensif Pasca-Larangan Ondel-Ondel Mengamen
DPRD DKI Jakarta menyoroti kebijakan pelarangan penggunaan ondel-ondel sebagai sarana mengamen di jalanan Ibu Kota. Raden Gusti Arif Yulifard, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, menekankan bahwa kebijakan tersebut harus diimbangi dengan solusi konkret bagi para pengamen ondel-ondel.
"Pelarangan ini jangan sampai mematikan mata pencaharian warga. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki tanggung jawab untuk memberikan alternatif yang berkelanjutan," ujar Gusti.
Gusti mengusulkan beberapa langkah strategis yang dapat diambil oleh Pemprov DKI Jakarta, khususnya melalui Dinas Kebudayaan, antara lain:
- Program Pendampingan: Memberikan bimbingan dan arahan kepada para pengamen ondel-ondel.
- Pelatihan Keterampilan: Meningkatkan kemampuan mereka agar dapat bersaing di sektor lain.
- Akses Lapangan Kerja: Membantu mereka mendapatkan pekerjaan baru yang layak.
Lebih lanjut, Gusti menekankan potensi ondel-ondel sebagai bagian integral dari pelestarian budaya Betawi. Ia mengusulkan agar para pengamen ondel-ondel dilibatkan secara aktif dalam berbagai kegiatan kebudayaan resmi, seperti festival, parade seni, dan pertunjukan seni yang terstruktur.
"Dengan melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan tersebut, kita tidak hanya melestarikan budaya Betawi, tetapi juga memberikan penghasilan yang layak bagi mereka," jelasnya.
Komisi E DPRD DKI Jakarta berjanji akan terus mengawal implementasi kebijakan ini untuk memastikan keadilan, inklusivitas, dan kesejahteraan masyarakat kecil. Gusti juga menyatakan dukungannya terhadap langkah Gubernur Pramono Anung dalam menjaga marwah ondel-ondel sebagai warisan budaya Betawi.
Gubernur Pramono Anung sebelumnya telah menyampaikan bahwa ondel-ondel seharusnya tidak hanya dijadikan alat untuk mengamen di jalanan, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya Betawi. Ia menekankan perlunya dukungan dan ruang yang layak bagi para seniman ondel-ondel untuk tampil secara pantas.
Pemprov DKI Jakarta saat ini memberikan perhatian khusus kepada 42 sanggar ondel-ondel yang ada di Jakarta. Pramono berharap agar ondel-ondel dirawat dengan baik dan tidak disalahgunakan untuk kegiatan mengamen.
"Maraknya ondel-ondel di jalanan bukan hanya kesalahan individu, tetapi juga mencerminkan kurangnya perhatian dan fasilitas dari berbagai pihak," pungkas Pramono.