Kongres PSSI 2025 Hasilkan Terobosan: Penguatan Asprov, Statuta Baru, dan Penunjukan Prabowo Subianto sebagai Dewan Kehormatan
Kongres Biasa PSSI tahun 2025 yang berlangsung di Jakarta telah menghasilkan sejumlah keputusan penting yang diharapkan dapat membawa angin segar bagi perkembangan sepak bola di tanah air. Acara yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai elemen sepak bola Indonesia, termasuk klub Liga 1, Liga 2, Liga 3, serta Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI, juga dihadiri oleh perwakilan FIFA, AFC dan AFF.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan tiga poin utama yang menjadi fokus dalam kongres ini. Salah satu poin krusial adalah penguatan peran Asprov dalam membangun sepak bola akar rumput. Perubahan statuta menjadi fondasi utama dari upaya ini, dengan memberikan kewenangan lebih besar kepada Asprov untuk mengembangkan sepak bola di daerah masing-masing. Erick Thohir menekankan bahwa sepak bola nasional tidak lagi hanya bertumpu pada level pusat, melainkan juga pada daerah-daerah sebagai ujung tombak pengembangan.
Berikut poin penting perubahan statuta:
- Ketua Asprov dipilih secara terbuka.
- Pimpinan Asprov berhak menunjuk Ketua Askot atau Askab untuk membangun infrastruktur sepak bola.
Fleksibilitas dalam penyelenggaraan kompetisi di daerah juga menjadi perhatian utama. Erick Thohir menyoroti pentingnya sinergi antara Asprov dan Askot/Askab untuk mempermudah pembangunan sepak bola di daerah. Dengan sinergi ini, diharapkan akan muncul liga-liga di tingkat kota (Liga 4) yang kemudian berlanjut ke tingkat provinsi (Liga 3), menciptakan kesinambungan dalam pembinaan pemain muda.
Erick Thohir memberikan contoh konkret mengenai kondisi di Bali, di mana dari 9 kabupaten/kota, hanya dua kota yang memiliki klub yang memadai untuk menggelar kompetisi. Dengan adanya kebijakan Liga 3 dan Liga 4, ketimpangan ini diharapkan dapat diatasi. Ia juga mencontohkan kasus di Kalimantan Timur, di mana sebuah kota yang lebih dekat dengan Kalimantan Utara dapat bergabung dengan Asprov terdekat, sehingga pemain muda tidak terkendala jarak dalam mengembangkan bakatnya.
Poin penting lainnya adalah kesediaan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menjadi Dewan Kehormatan PSSI. Erick Thohir menekankan pentingnya keselarasan antara PSSI dan pemerintah dalam membangun sepak bola. Ia berharap dengan adanya Prabowo Subianto sebagai Dewan Kehormatan, isu-isu terkait intervensi dan perpecahan dapat diminimalisir. Erick Thohir menegaskan bahwa membangun sepak bola tidak mungkin dilakukan hanya oleh PSSI sendiri, melainkan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.
Selain itu, Erick Thohir juga menyinggung soal statuta PSSI yang akan direvisi setelah menerima masukan dari Asprov dan klub-klub. Revisi ini bertujuan untuk menyempurnakan aturan-aturan yang ada agar lebih relevan dengan kondisi sepak bola Indonesia saat ini. Setelah bulan Juni, PSSI akan mengadakan road show untuk konsolidasi sepak bola nasional, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sepak bola Indonesia.