Lee Jae-myung: Dari Buruh Pabrik Hingga Pucuk Pimpinan Korea Selatan
Lee Jae-myung: Kisah Kebangkitan dari Buruh Pabrik Menuju Kursi Kepresidenan Korea Selatan
Lee Jae-myung telah mengukir sejarah baru dalam politik Korea Selatan dengan terpilih sebagai presiden, sebuah pencapaian luar biasa yang menandai perjalanan panjang dan penuh liku dari seorang buruh pabrik hingga pemimpin negara. Kemenangan ini, yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Korea Selatan pada hari Rabu, 4 Juni 2025, bukan hanya kemenangan pribadi bagi Lee, tetapi juga simbol harapan bagi banyak warga Korea Selatan yang merasa terpinggirkan dan tidak terwakili.
Perjalanan Lee menuju kursi kepresidenan tidaklah mudah. Ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Namun, krisis politik yang melanda Korea Selatan pada akhir tahun 2024, akibat kegagalan mantan Presiden Yoon Suk Yeol dalam menangani situasi darurat, membuka jalan bagi Lee untuk merebut simpati publik. Dukungan terhadapnya melonjak dalam waktu singkat, menjadikannya kandidat unggulan dari Partai Demokrat liberal.
Transformasi Strategi dan Latar Belakang yang Menginspirasi
Lee Jae-myung dikenal sebagai sosok pekerja keras yang memiliki kedekatan emosional dengan kelas pekerja. Latar belakangnya sebagai buruh pabrik memberinya pemahaman mendalam tentang kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat kelas bawah. Selama kampanye, Lee melakukan perubahan strategis dengan menekankan pentingnya hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat dan memberikan dukungan kepada pelaku bisnis besar, terutama menjelang negosiasi dagang dengan Presiden AS saat itu.
"Lee Jun-han, seorang profesor ilmu politik dari Universitas Nasional Incheon, mencatat bahwa meskipun citra reformis Lee sedikit memudar karena fokusnya pada ambisi kepresidenan, ia tetap mempertahankan sikap tegas dalam isu-isu seperti mengatasi kesalahan masa lalu selama era kolonial Jepang, kesejahteraan, dan korupsi. Hal ini membantunya membangun basis dukungan yang loyal."
Lee Jae-myung lahir pada 8 Desember 1963, di sebuah desa pegunungan di Andong, Provinsi Gyeongsang Utara. Ia tumbuh dalam keluarga besar dengan kondisi ekonomi yang sulit. Pada usia 13 tahun, ia mengalami kecelakaan kerja yang menyebabkan cedera permanen pada lengannya. Meskipun harus bekerja untuk membantu keluarga, Lee berhasil menyelesaikan pendidikan dan meraih beasiswa untuk belajar hukum. Ia lulus ujian pengacara pada tahun 1986 dan menikah dengan Kim Hye-kyung pada tahun 1992, dikaruniai dua orang anak.
Perjalanan Politik yang Berliku
Sebelum terjun ke dunia politik, Lee Jae-myung mengabdikan dirinya sebagai pengacara hak asasi manusia selama hampir dua dekade. Ia kemudian bergabung dengan Partai Uri, yang kemudian menjadi Partai Demokrat Korea, pada tahun 2005. Pada tahun 2010, Lee terpilih sebagai Wali Kota Seongnam dan mulai dikenal publik berkat kebijakan kesejahteraan gratis yang ia terapkan. Delapan tahun kemudian, ia menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi, wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Korea Selatan.
Kepemimpinannya selama pandemi Covid-19 mendapat pujian, terutama karena upayanya mendorong pemerintah pusat untuk memberikan bantuan universal kepada seluruh warga provinsi. Pada Pemilu Presiden 2022, Lee sempat mencalonkan diri sebagai presiden, namun kalah tipis dengan selisih 0,76 poin persentase. Setahun kemudian, ia terpilih menjadi ketua Partai Demokrat.
Sosok Kontroversial dengan Gaya Politik yang Khas
Gaya politik Lee Jae-myung yang agresif membuatnya menjadi figur kontroversial di Korea Selatan. Ia kerap mengambil langkah yang menantang status quo dan memicu perdebatan. Salah satu janji kampanyenya yang menuai sorotan adalah wacana penerapan pendapatan dasar universal pada pilpres 2022, yang dianggap radikal oleh sebagian kalangan.
"Lee Jun-han menjelaskan bahwa kehidupan Lee Jae-myung penuh dengan pasang surut, dan ia sering melakukan tindakan yang menimbulkan kontroversi. Akibatnya, sebagian orang sangat mendukungnya, sementara yang lain tidak mempercayai atau tidak menyukainya. Ia adalah tokoh yang sangat kontroversial dan tidak konvensional yang membuat namanya terkenal dengan cara yang tidak sesuai norma tradisional Partai Demokrat."
Kini, Lee Jae-myung siap memimpin Korea Selatan, membawa harapan bagi masyarakat kelas pekerja dan kelompok marjinal yang selama ini merasa tidak terwakili di panggung politik nasional. Kemenangannya adalah bukti bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan keberanian untuk menantang status quo, siapa pun dapat meraih impian mereka, bahkan impian untuk menjadi pemimpin negara.