Harapan dan Syukur Jemaah Haji Kalbar di Arafah: Dari Jodoh Hingga Kebahagiaan Dunia Akhirat

Jemaah Haji Kalimantan Barat Panjatkan Doa di Arafah

Suasana haru dan khidmat menyelimuti Arafah, tempat wukuf bagi jutaan jemaah haji dari seluruh dunia, termasuk dari Kalimantan Barat (Kalbar). Para jemaah asal Kalbar tak henti-hentinya memanjatkan doa, mengungkapkan syukur, dan menaruh harapan di tanah suci ini.

Setiawan, seorang jemaah haji asal Kubu Raya, mengungkapkan rasa syukur yang mendalam karena dapat melaksanakan wukuf tahun ini. Di tengah khidmatnya ibadah, Setiawan juga menyelipkan doa pribadi, yaitu agar segera dipertemukan dengan jodoh. "Doa-doa sudah kita siapkan untuk besok. Ya kebetulan saya masih single, segera untuk nikah," ujarnya dengan nada penuh harap.

Selain untuk diri sendiri, Setiawan juga tak lupa mendoakan kedua orang tuanya yang telah berpulang. Ia juga berharap agar Allah SWT memberikan kemudahan dalam karirnya, sehingga dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

Kebahagiaan dan rasa syukur juga dirasakan oleh Mirah Sukoco, jemaah haji asal Kalbar lainnya. Baginya, wukuf di Arafah adalah nikmat yang tak ternilai dari Allah SWT. Ia pun bersyukur atas pelayanan yang baik selama berada di tanah suci. "Alhamdulillah ini nikmat Allah, bersyukur kepada Allah. Alhamdulillah terlayani dengan baik, insyaallah," ungkapnya.

Abdurahman, jemaah haji yang berangkat bersama ibunya yang sudah lanjut usia, mengungkapkan bahwa mereka telah tiba di Arafah sejak hari sebelumnya. Ia memberikan apresiasi terhadap fasilitas yang disediakan di tenda-tenda Arafah. "Luar biasa dari fasilitasnya. Makannya, tendanya, saya sangat terima kasih khususnya kepada Kemenag, bapak Nasaruddin Umar, telah memberikan yang terbaik," ujarnya.

Perjalanan haji ini merupakan penantian panjang bagi Abdurahman dan ibunya, selama 12 tahun. Ia pun tak banyak meminta dalam doanya, hanya kebahagiaan dunia dan akhirat. "Doa mungkin nggak banyak, kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mudah-mudahan diijabah Allah," tuturnya dengan penuh harap.

Wukuf di Arafah dilaksanakan pada 9 Zulhijah, dimulai setelah salat zuhur. Setelah wukuf, jemaah haji akan diberangkatkan ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam). Kemudian, dari Muzdalifah, jemaah akan melanjutkan perjalanan ke Mina untuk mabit dan melaksanakan lempar jumrah selama hari tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Zulhijah.

Prosesi wukuf di Arafah merupakan puncak dari ibadah haji. Di tempat inilah, jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru dunia berkumpul, memanjatkan doa, memohon ampunan, dan berharap ridha Allah SWT.

Rangkaian Ibadah Haji Setelah Wukuf:

  • Mabit di Muzdalifah: Bermalam di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah.
  • Lempar Jumrah di Mina: Melempar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah, kemudian dilanjutkan dengan melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah).
  • Mabit di Mina: Bermalam di Mina selama hari-hari tasyrik.
  • Tahalul: Mencukur atau memotong rambut sebagai tanda berakhirnya sebagian larangan ihram.
  • Tawaf Ifadah: Mengelilingi Ka'bah sebagai rukun haji.
  • Sa'i: Berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah.

Semoga seluruh jemaah haji, khususnya dari Kalimantan Barat, diberikan kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji, serta kembali ke tanah air dengan haji yang mabrur.