MIND ID Berkomitmen Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Hingga 21,4% di Tahun 2030

Holding BUMN pertambangan, MIND ID, mengambil langkah proaktif dalam mengatasi isu perubahan iklim dengan menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 21,4% pada tahun 2030. Target ambisius ini dicanangkan seiring dengan proyeksi peningkatan konsumsi energi grup perusahaan yang signifikan.

Direktur Strategic Support & Human Capital PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Benny Alexander Wiwoho, menjelaskan bahwa konsumsi energi MIND ID diperkirakan akan melonjak dari 48.000 terajoule (TJ) pada tahun 2023 menjadi 266.000 TJ pada tahun 2030. Peningkatan konsumsi energi ini berpotensi mendorong lonjakan emisi GRK dari 4.100 kiloton CO2 ekuivalen (ktCO2e) menjadi 31.060 ktCO2e, meningkat lebih dari tujuh kali lipat dalam kurun waktu tujuh tahun. Benny menekankan bahwa target penurunan emisi sebesar 21,4% adalah peta jalan perusahaan untuk menyeimbangkan pertumbuhan industri dengan upaya pelestarian lingkungan. Target ini tidak hanya untuk merespon peningkatan emisi, tetapi juga sebagai kontribusi dalam mencapai Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) dan menuju Net Zero Emission pada tahun 2060.

Ekspansi industri melalui hilirisasi menjadi faktor utama pendorong peningkatan kebutuhan energi dan emisi GRK. Benny menyatakan bahwa dekarbonisasi bukan hanya tantangan bagi MIND ID, tetapi juga tantangan global bagi industri pertambangan dan manufaktur. Ketergantungan yang tinggi pada energi fosil dan transisi menuju energi bersih memerlukan kesiapan sistemik.

Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, memaparkan empat strategi utama yang akan diimplementasikan perusahaan untuk mencapai target dekarbonisasi:

  • Konversi bahan bakar: Mengganti bahan bakar fosil dengan sumber energi rendah karbon seperti B35, B40, dan LNG.
  • Efisiensi operasional: Meningkatkan efisiensi operasional melalui inovasi dalam proses penambangan, peleburan, serta digitalisasi dan elektrifikasi di seluruh lini produksi.
  • Penggunaan energi terbarukan: Memanfaatkan energi terbarukan dan co-firing, termasuk pemasangan panel surya, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan teknologi co-firing pada fasilitas pembangkit dan peleburan.
  • Pemanfaatan Renewable Energy Certificate (REC) dan carbon offset: Berpartisipasi dalam perdagangan karbon dan mengembangkan proyek berbasis alam.

Pria Utama menegaskan bahwa kemajuan industri harus selaras dengan tanggung jawab terhadap lingkungan. Masa depan pertambangan bukan hanya tentang meningkatkan produksi, tetapi juga tentang menghasilkan dengan cara yang lebih bertanggung jawab.