Presiden Lee Jae Myung Jabat, Prioritaskan Dialog dengan Korea Utara

Lee Jae Myung secara resmi menjabat sebagai Presiden Korea Selatan, menandai era baru dalam kepemimpinan negara tersebut. Dalam pidato pelantikannya, Lee menekankan komitmennya untuk merevitalisasi ekonomi, memprioritaskan kepentingan nasional, dan yang terpenting, membuka kembali jalur komunikasi dengan Korea Utara.

Pelantikan Lee berlangsung di tengah situasi politik yang dinamis, menyusul pemilu yang dipercepat akibat pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Menyadari polarisasi yang ada, Lee berjanji untuk menjadi presiden bagi seluruh rakyat Korea Selatan, tanpa memandang afiliasi politik mereka. Dia menyerukan persatuan dan kerja sama untuk mengatasi tantangan yang dihadapi negara, termasuk memulihkan keamanan dan perdamaian, memperbaiki ekonomi yang terpuruk, dan menghidupkan kembali demokrasi.

Salah satu poin penting dalam pidato Lee adalah pendekatannya terhadap Korea Utara. Meskipun mengakui perlunya pertahanan yang kuat terhadap potensi ancaman, Lee menekankan pentingnya dialog dan kerja sama. Dia menyatakan tekadnya untuk membuka saluran komunikasi dengan Pyongyang dan mengupayakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea. Filosofi Lee adalah bahwa mencegah konflik lebih baik daripada memenangkannya, dan perdamaian tanpa perang adalah keamanan terbaik.

Selain hubungan antar-Korea, Lee juga membahas kebijakan luar negeri yang lebih luas. Dia menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan aliansi keamanan yang kuat dengan Amerika Serikat dan Jepang. Namun, dia juga menekankan pentingnya diplomasi yang seimbang dan pendekatan pragmatis terhadap hubungan dengan negara-negara tetangga, yang didasarkan pada kepentingan nasional Korea Selatan.

Pelantikan Lee diadakan dalam upacara sederhana di Majelis Nasional, dihadiri oleh para pemimpin dari berbagai cabang pemerintahan dan anggota parlemen Korea Selatan. Tidak ada pejabat atau delegasi asing yang diundang untuk acara tersebut. Upacara pelantikan resmi yang lebih besar dijadwalkan pada 17 Juli, bertepatan dengan Hari Konstitusi Korea Selatan.

Berikut adalah beberapa poin penting dari pidato pelantikan Presiden Lee Jae Myung:

  • Revitalisasi Ekonomi: Fokus pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup bagi seluruh warga Korea Selatan.
  • Persatuan Nasional: Seruan untuk mengatasi perpecahan politik dan bekerja sama demi kepentingan bersama.
  • Dialog dengan Korea Utara: Komitmen untuk membuka saluran komunikasi dan mengupayakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea.
  • Aliansi yang Kuat: Mempertahankan dan memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat dan Jepang.
  • Diplomasi Pragmatis: Pendekatan yang seimbang dan berorientasi pada kepentingan nasional dalam hubungan luar negeri.