Fenomena 'Poles Wajah' Digital: Drama China dan Standar Kecantikan di Layar Kaca

Demam drama China di media sosial memunculkan tren baru yang mencengangkan: penyempurnaan digital wajah para aktor dan aktris. Studio-studio produksi rela mengeluarkan biaya fantastis untuk memastikan penampilan sempurna bintang mereka di layar. Biaya yang digelontorkan untuk retouching wajah ini mencapai angka yang luar biasa, mencapai jutaan rupiah per detik.

Di balik popularitas drama-drama ini, tersembunyi persaingan ketat dalam menampilkan visual yang menawan. Studio besar berlomba-lomba menyempurnakan penampilan para bintangnya, bahkan hingga menghilangkan pori-pori dan kerutan. Contohnya, drama Novoland: Pearl Eclipse yang dibintangi Yang Mi dan William Chan, menuai kritik karena penggunaan filter yang berlebihan. Wajah Yang Mi dalam serial tersebut tampak terlalu mulus dan tidak alami.

Permintaan akan jasa tim editing pasca-produksi yang ahli dalam retouching wajah kini melonjak drastis. Rumah produksi dan studio-studio besar berebut untuk mendapatkan para ahli efek visual ini sebelum drama mereka tayang. Seorang editor bernama Xiao Wu mengungkapkan bahwa studio dan televisi memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap penampilan para bintang, terutama wajah mereka.

Xiao Wu bahkan pernah mengedit ratusan potongan gambar dari seorang aktor pria dalam sebuah drama aksi, menghabiskan waktu yang lama untuk memperhalus setiap detail wajah. Proses perbaikan wajah bintang utama dalam serial televisi dengan 30 episode dapat memakan waktu hingga tiga bulan, bahkan lebih lama untuk drama aksi atau film laga.

Tren penyempurnaan wajah digital ini telah menjadi bagian penting dari industri hiburan di China. Para bintang dan kru film merasa tidak percaya diri jika penampilan wajah mereka terlihat kurang sempurna di layar kaca. Fenomena ini mencerminkan standar kecantikan yang tinggi dan tekanan untuk tampil sempurna di era digital.