Thailand melaporkan peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan, terutama dipicu oleh musim hujan yang lebih awal dan peningkatan mobilitas setelah pembukaan kembali sekolah. Data dari Departemen Pengendalian Penyakit (DDC) menunjukkan adanya 10.192 kasus baru yang terdeteksi melalui sistem Digital Disease Surveillance (DDS) pada periode minggu ke-23 tahun 2025. Sebelumnya, dilaporkan 18.102 kasus pada hari Minggu, sehingga total kasus baru dalam dua hari mencapai 28.294 kasus.

Dari total kasus baru, 9.304 pasien menjalani rawat jalan, sementara 888 kasus memerlukan perawatan rumah sakit karena gejala berat. Data juga mencatat adanya 69 kasus kematian, yang sebagian besar berasal dari kelompok usia 60 tahun ke atas, termasuk lansia dan individu dengan kondisi kesehatan bawaan atau penyakit penyerta. Sebaran kasus kematian terbanyak tercatat di Bangkok (22 kematian), diikuti Chonburi (8 kematian), Chanthaburi (7 kematian), dan Chiang Mai (3 kematian).

Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis, Dr. Taweesin Visanuyothin, menyoroti bahwa peningkatan kasus ini bertepatan dengan musim influenza, yang memiliki gejala serupa dengan COVID-19. Meskipun terjadi peningkatan kasus kematian, tingkat fatalitas COVID-19 saat ini relatif rendah, yaitu 0,106 per 100.000 orang. Otoritas kesehatan meyakini bahwa COVID-19 belum berkembang menjadi penyakit dengan gejala yang lebih parah.

Hermawan Saputra dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menekankan perlunya perlindungan tambahan bagi kelompok yang berisiko fatal jika terpapar COVID-19. Vaksinasi dan protokol kesehatan yang ketat sangat penting bagi individu dengan kondisi medis tertentu, seperti lupus, kelainan bawaan, dan hipersensitivitas, serta lansia dan mereka yang memiliki penyakit komorbiditas seperti pneumonia berat akibat asma dan diabetes.

Secara keseluruhan, situasi COVID-19 di Thailand menunjukkan peningkatan kasus yang perlu diwaspadai, terutama bagi kelompok rentan. Langkah-langkah pencegahan dan perlindungan yang tepat sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko fatalitas dan penyebaran penyakit.