Polri Dorong Ketahanan Pangan Nasional Melalui Ekspor Jagung dan Pembangunan Infrastruktur Pertanian
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui serangkaian inisiatif strategis, termasuk pelepasan ekspor jagung dan pembangunan infrastruktur penyimpanan. Langkah ini merupakan bagian integral dari program Panen Raya Jagung Kuartal II Tahun 2025 yang dicanangkan pemerintah.
Simbolisasi dari upaya ini adalah kegiatan panen raya di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, yang menjadi representasi kolaborasi erat antara Polri, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Transformasi signifikan terlihat pada produktivitas lahan, yang melonjak dari 2 ton per hektare menjadi 9,3 ton per hektare setelah penerapan metode pengelolaan modern. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa kolaborasi antara Polres Bengkayang, Lanud Harry Hadisoemantri, serta elemen masyarakat lainnya menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan hasil panen. Dukungan yang diberikan meliputi penanaman, edukasi, dan penyediaan alat mesin pertanian (Alsintan).
Penggunaan bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk presisi MIGO Bhayangkara, hasil riset Polda Kalbar, turut berkontribusi pada peningkatan produktivitas. Dampaknya, para petani mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan, dari Rp 500 ribu menjadi Rp 4 juta per bulan. Menghadapi potensi surplus produksi hingga 6 juta ton, Polri menggandeng Perum Bulog untuk menyerap hasil panen jagung dengan harga yang kompetitif, yakni Rp5.500 per kg. Selain Kalimantan Barat, ekspor jagung juga dilakukan dari Gorontalo (27 ribu ton) dan Nusa Tenggara Barat (20 ribu ton).
Untuk mengatasi tantangan distribusi dan penyimpanan, Polri berkolaborasi dengan Bulog dalam membangun 18 gudang penyimpanan di lahan milik Polri. Gudang-gudang ini memiliki kapasitas total 18.000 ton dan ditargetkan rampung pada Agustus 2025. Di sisi hilir, Polri bekerja sama dengan perusahaan pakan ternak seperti PT. Japfa dan PT. Charoen Pokphand untuk mengelola hasil panen melalui 47 pabrik pakan ternak (feedmills) yang tersebar di 17 provinsi. Selain itu, dua pabrik baru juga sedang dibangun di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang akan menjadi pusat pengolahan pakan ternak terbesar di Asia Tenggara.
Kolaborasi juga terjalin dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menyelaraskan kepentingan dari hulu hingga hilir. Koperasi Produsen Teguh Sejahtera berhasil menjalin kerja sama ekspor dengan perusahaan pengolah hasil pertanian di Malaysia. Kesepakatan ekspor mencakup pemenuhan 20 ribu ton jagung secara bertahap, dengan pelepasan ekspor perdana sebanyak 1.200 ton seharga Rp. 5.900 per Kg.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen Polri dalam menjaga stabilitas nasional melalui ketahanan pangan. Lebih dari sekadar menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), Polri berupaya hadir di tengah-tengah rakyat dengan mendukung sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Polri melepas ekspor 1.200 ton jagung ke Serawak, Malaysia dan memulai pembangunan 18 gudang penyimpanan di 12 provinsi. Kegiatan ini menjadi bagian dari Panen Raya Jagung Kuartal II Tahun 2025 yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Provinsi Kalimantan Barat.
Kegiatan panen raya yang dilaksanakan di Kabupaten Bengkayang tersebut, menjadi simbol kebangkitan pertanian berbasis kolaborasi antara Polri dan masyarakat. Dari 218,35 hektare lahan yang digarap, hasil panennya kini mencapai 9,3 ton per hektare, naik tajam dari 2 ton per hektare sebelum dikelola secara modern.
"Polri melalui Polres Bengkayang berkolaborasi dengan Lanud Harry Hadisoemantri, stakeholder terkait, dan masyarakat untuk melakukan pengelolaan lahan tersebut, mulai dari penanaman, pemberian edukasi, hingga penyediaan Alsintan, sehingga saat ini hasil panen dapat meningkat secara signifikan," ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kamis (5/6/2025).
Peningkatan produktivitas ini juga tak lepas dari penggunaan bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk presisi MIGO Bhayangkara, hasil riset Polda Kalbar. Para petani kini menikmati peningkatan pendapatan hingga Rp 4 juta per bulan, dari sebelumnya hanya sekitar Rp 500 ribu.
Menjawab tantangan surplus produksi yang diperkirakan mencapai hingga 6 juta ton, Polri bekerja sama dengan Perum Bulog untuk menyerap panen jagung dengan harga pembelian pemerintah Rp5.500 per kg. Tak hanya itu, pelepasan ekspor jagung pun kini menjadi kenyataan. Selain dari Kalbar, ekspor juga dilakukan dari Gorontalo (27 ribu ton) dan NTB (20 ribu ton).
Untuk menunjang kelancaran distribusi dan penyimpanan hasil panen, Polri menggandeng Bulog untuk membangun 18 gudang penyimpanan di lahan milik Polri. Gudang-gudang ini memiliki total kapasitas 18.000 ton dan ditargetkan akan selesai pada Agustus 2025.
Di sisi hilir, Polri juga menjalin kerja sama dengan perusahaan pakan ternak seperti PT. Japfa dan PT. Charoen Pokphand untuk mengelola hasil panen melalui 47 feedmills di 17 provinsi. Selain itu, 2 pabrik baru juga dalam proses pembangunan, satu di Kabupaten Maros, Provinsi Sulsel dan satu lagi di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jatim yang akan menjadi pengolahan pakan ternak terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, Polri juga berkolaborasi dengan seluruh stakeholder terkait untuk menyatukan kepentingan dari hulu hingga hilir. Kolaborasi ini ditunjukkan melalui Koperasi Produsen Teguh Sejahtera yang berhasil menjalin kerja sama ekspor dengan perusahaan pengolah hasil pertanian di Malaysia.
"Kerja sama ekspor yang telah disepakati adalah pemenuhan 20 ribu ton jagung secara bertahap dan hari ini akan dilepas ekspor perdana sebanyak 1.200 ton seharga Rp. 5.900 per Kg," kata Jenderal Sigit.
Dengan pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir, Polri membuktikan stabilitas nasional juga mencakup ketahanan pangan. Bukan sekadar menjaga Kamtibmas, namun juga menunjukkan komitmen Polri untuk senantiasa berada di tengah-tengah rakyat.