Inovasi Talas Krangtepung: Transformasi Camilan Tradisional Menuju Ikon Kebanggaan Kebumen
Di sebuah dusun yang tenang di Desa Lemahduwur, Kebumen, semangat kewirausahaan telah mengubah lanskap ekonomi lokal. Andy Sukris Hantoro, seorang pemuda berusia 31 tahun, telah berhasil mengangkat derajat talas, umbi-umbian sederhana yang melimpah di daerah tersebut, menjadi produk camilan yang digemari di berbagai kota.
Kisah sukses "Keripik Talas Chunill" yang dirintis Andy sejak tahun 2022, bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan potensi lokal. Berawal dari keisengan mengolah talas sebagai camilan keluarga, ide tersebut berkembang menjadi peluang usaha yang menjanjikan. "Awalnya banyak talas di sekitar rumah. Saya dan istri coba-coba bikin keripik untuk camilan. Ternyata saat dijual ke tetangga laku keras," kenang Andy.
Proses Produksi dan Pemberdayaan Masyarakat
Setiap hari, Andy dan istrinya, Sari Yunianti, mengolah sekitar dua kuintal talas menjadi keripik renyah. Proses produksi tidak hanya melibatkan mereka berdua, tetapi juga ibu-ibu tetangga yang turut membantu dalam pengupasan talas. Keterlibatan masyarakat ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi warga sekitar. "Kami sengaja mengajak tetangga untuk ikut terlibat. Selain membantu kami, mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan. Rasanya senang bisa memberdayakan lingkungan sekitar," ujar Andy dengan bangga.
Kualitas dan Varian Rasa
Proses produksi Keripik Talas Chunill dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Talas pilihan dikupas, dicuci bersih, diiris tipis, dan digoreng hingga menghasilkan tekstur yang renyah. Sentuhan akhir adalah penambahan bumbu dengan dua varian rasa yang populer, yaitu original dan balado. Keripik kemudian dikemas dalam kemasan 200 gram yang menarik.
"Kami ingin menjaga kualitas rasa dan tekstur keripik talas kami. Maka, semua proses dilakukan dengan hati-hati, mulai dari pemilihan bahan hingga pengemasan," jelas Andy.
Keripik Talas Chunill dijual dengan harga yang terjangkau, Rp 12.000 per bungkus, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan. Pemasaran produk dilakukan melalui toko kelontong, pasar tradisional, dan penjualan langsung kepada pelanggan.
Tantangan dan Sertifikasi Halal
Perjalanan Andy dalam mengembangkan usaha keripik talas tidak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah memperkenalkan produk baru kepada masyarakat. "Awal penjualan, kami hanya menjual beberapa bungkus. Butuh waktu dan kerja keras untuk memperkenalkan produk ini kepada lebih banyak orang. Kuncinya adalah sabar, tekun, dan pantang menyerah," kata Andy.
Untuk meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen, Andy mengikuti berbagai pelatihan kewirausahaan dan mengurus sertifikasi halal untuk produknya. Sertifikasi halal menjadi nilai tambah yang signifikan, karena memberikan jaminan keamanan dan kehalalan produk bagi konsumen.
Mimpi dan Inspirasi
Andy memiliki mimpi besar untuk mengembangkan Keripik Talas Chunill menjadi ikon Kebumen yang dikenal luas. Ia juga berharap usahanya dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan menginspirasi pemuda-pemuda lain untuk berani berwirausaha dan memanfaatkan potensi lokal.
"Kami ingin menjadikan Keripik Talas Chunill sebagai ikon Kebumen. Semoga usaha ini juga bisa menginspirasi pemuda-pemuda lain untuk memanfaatkan potensi lokal," pungkasnya.