Boyolali Temukan Lima Naskah Kuno Bersejarah, Termasuk Al-Quran Abad ke-18

Boyolali Temukan Harta Karun Budaya: Lima Naskah Kuno Terungkap

Kabar gembira datang dari Boyolali, Jawa Tengah, dengan ditemukannya lima naskah kuno yang menyimpan jejak sejarah dan peradaban masa lampau. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Boyolali berhasil mengidentifikasi naskah-naskah berharga ini, yang diperkirakan berasal dari abad ke-17 hingga awal abad ke-19. Penemuan ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian warisan budaya di wilayah tersebut.

Inisiatif penemuan ini bermula dari sosialisasi mengenai identifikasi dan pelestarian naskah kuno yang diadakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Boyolali. Respon positif dari masyarakat mendorong penelusuran lebih lanjut, hingga akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya lima naskah kuno tersebut.

Rincian Naskah Kuno yang Ditemukan:

  • Mushaf Al-Quran Abad ke-18: Naskah Al-Quran ini ditemukan di Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo. Ditulis dengan aksara Arab berharakat lengkap dan menggunakan media kertas. Mushaf berukuran 33 cm x 23 cm dengan tebal 6,5 cm dan berisi 30 juz lengkap. Meskipun usianya ratusan tahun, kondisinya masih relatif baik dan menampilkan karakter khas manuskrip keagamaan pada masanya.
  • Serat Witaradya: Naskah ini diperkirakan berasal dari abad ke-17 dan ditemukan di Desa Tanduk, Kecamatan Ampel. Serat Witaradya ditulis dalam aksara dan bahasa Jawa. Berdasarkan informasi awal, naskah ini ditulis oleh pujangga Jawa ternama, Raden Ngabehi Ranggawarsita pada tahun 1863 Masehi.
  • Serat Ambiya': Ditemukan bersama dengan mushaf Al-Quran di Desa Cabean Kunti, naskah Serat Ambiya' merupakan manuskrip langka yang ditulis pada akhir abad ke-18, antara tahun 1784 hingga 1786 Masehi. Naskah ini menggunakan aksara Arab Pegon dan ditulis dalam bahasa Jawa.
  • Naskah dari Desa Tanduk (Tanpa Judul): Selain Serat Witaradya, di Desa Tanduk juga ditemukan naskah lain yang belum teridentifikasi judul dan isinya secara lengkap. Naskah ini ditulis dengan aksara dan bahasa Jawa di atas media dluwang, berukuran 22 cm x 18 cm dengan tebal 1 cm. Diduga berisi ajaran spiritual dan kejawen.
  • Naskah dari Dukuh Sewengi: Temuan terakhir berasal dari Dukuh Sewengi, Desa Kembang, Kecamatan Gladagsari. Naskah ini ditulis dengan aksara Arab Pegon dan berbahasa Jawa di atas kertas produksi Eropa, diduga berasal dari masa transisi kolonial.

Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Boyolali, Insan Adi Asmono, menyatakan bahwa seluruh naskah kuno tersebut telah melalui proses digitalisasi untuk menjaga kelestariannya. Selain itu, pihaknya juga akan mendaftarkan naskah-naskah tersebut ke Perpustakaan Nasional sebagai bagian dari pelestarian dan pengarsipan nasional.

Penemuan ini menjadi yang pertama kalinya dalam sejarah Kantor Arsip Boyolali. Pemerintah Kabupaten Boyolali berencana memberikan penghargaan kepada masyarakat yang telah menemukan dan menyimpan naskah-naskah kuno tersebut sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam menjaga warisan budaya daerah.