Warga Magetan Geram, Akses Jalan Utama Ditutup Akibat Kerusakan Parah Dipicu Truk ODOL

Aksi protes warga Desa Tanjung Sepreh, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, berujung pada penutupan jalan utama desa sebagai bentuk kekecewaan atas kerusakan parah yang terus menerus terjadi. Jalan yang menghubungkan desa mereka dengan wilayah lain lumpuh total setelah warga menutup akses bagi kendaraan berat, kecuali truk pengangkut hasil bumi dan bahan produksi lokal.

Kerusakan jalan sepanjang tiga kilometer ini, menurut warga, disebabkan oleh lalu lalang truk pengangkut galian C yang melebihi muatan (ODOL). Kondisi ini diperparah dengan intensitas lalu lintas yang tinggi, membuat jalan cepat rusak dan membahayakan pengguna jalan. Penutupan jalan dilakukan hingga pemerintah daerah memberikan kepastian perbaikan yang konkret.

Menurut Kepala Desa Tanjung Sepreh, Parno, aksi ini merupakan puncak kekesalan warga terhadap janji-janji perbaikan yang tak kunjung terealisasi. Warga menuntut реаlisasi dari janji perbaikan jalan yang sempat diutarakan oleh pihak terkait sebelumnya. Mereka membandingkan kondisi jalan di desa mereka dengan jalan di desa tetangga yang kondisinya jauh lebih baik.

“Kami akan terus menutup jalan ini sampai ada pernyataan resmi dan tindakan nyata dari pemerintah kabupaten terkait perbaikan jalan, bahu jalan, dan selokan,” tegas Parno.

Sementara itu, Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan merespons aksi warga dengan berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap truk pengangkut galian C. Kepala Bidang Angkutan dan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan, Edi Sumasang menyatakan akan melakukan razia terhadap truk-truk yang melanggar aturan muatan dan meminta mereka mengurangi muatan sesuai ketentuan. Pihaknya juga akan menyurati perusahaan tambang agar menertibkan armada mereka.

Kepala Dinas PUPR Magetan, Muhtar Wahid mengklaim bahwa pemerintah daerah telah melakukan perbaikan jalan di ruas tersebut sepanjang tiga kilometer. Namun, tingginya intensitas lalu lintas kendaraan berat menyebabkan jalan cepat rusak kembali. Pihaknya menyatakan bahwa perbaikan jalan tersebut menjadi prioritas dan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk para penambang.

Aksi penutupan jalan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk perwakilan RT/RW, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan tokoh masyarakat. Warga menuntut perhatian khusus dari Bupati Magetan dan Dinas PUPR terhadap kondisi jalan yang dianggap terabaikan. Mereka menekankan bahwa jalan tersebut merupakan jalur vital menuju Pondok Pesantren Temboro dan kawasan wisata religi.

Salah seorang warga, Kingkin Prasetyo, mengungkapkan bahwa aksi serupa pernah dilakukan pada tahun 2017, namun belum membuahkan hasil yang signifikan. Ia menambahkan bahwa kondisi jalan yang sempit dan rusak sering menyebabkan kecelakaan dan mengganggu aktivitas warga sehari-hari.

Dampak Penutupan Jalan

Penutupan jalan ini berdampak signifikan terhadap aktivitas ekonomi dan sosial di wilayah tersebut. Arus transportasi barang dan orang terganggu, dan warga kesulitan untuk beraktivitas sehari-hari. Aksi ini menjadi peringatan bagi pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan nyata dalam memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak dan menertibkan aktivitas truk ODOL yang menjadi penyebab utama kerusakan.