Satgas Pangan Polri Ungkap Dugaan Manipulasi Data Beras di Pasar Induk Cipinang
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri telah merampungkan investigasi terkait dugaan praktik mafia pangan yang terjadi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Investigasi yang berlangsung sejak awal Juni 2025 ini mengungkap sejumlah temuan yang mengindikasikan adanya manipulasi data beras.
Tim investigasi yang dipimpin oleh Brigjen Pol. Djoko Prihadi dan Brigjen Pol. Kurniawan Affandi menemukan adanya ketidaksesuaian data pengeluaran beras pada tanggal 28 Mei 2025. Data yang tercatat sebesar 11.410 ton diduga tidak valid dan bukan merupakan hasil penghitungan riil di lapangan. Angka tersebut diperoleh dari perhitungan selisih stok akhir pada 27 Mei sebesar 55.853 ton, ditambah dengan pemasukan sebesar 2.108 ton, lalu dikurangi dengan hasil stock opname pada 28 Mei sebesar 46.551 ton. Sementara itu, data pengeluaran beras yang sebenarnya dan telah terverifikasi hanya sebesar 2.368 ton. Satgas Pangan menduga bahwa perbedaan data yang signifikan ini bukan disebabkan oleh kelalaian teknis, melainkan tindakan sabotase terhadap distribusi dan ketahanan pangan nasional.
Selain itu, Satgas Pangan juga menemukan bahwa stok beras sebesar 46.551 ton yang dilaporkan tidak berdasarkan pada pengamatan langsung di lapangan, melainkan hanya berdasarkan laporan dari pengelola toko atau data kiriman. Bahkan, dalam beberapa kasus, tim Satgas tidak dapat bertemu langsung dengan pihak gudang untuk melakukan verifikasi. Lebih lanjut, pengeluaran beras yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, motor, dan bajaj tidak tercatat karena volumenya relatif kecil, yaitu di bawah 500 kg.
Temuan lain yang signifikan adalah tidak adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) resmi untuk pelaksanaan stock opname di lingkungan PIBC. Stock opname terakhir dilakukan pada Oktober-November 2023, dan baru dilakukan kembali pada Mei 2025 atas perintah pimpinan akibat adanya dinamika harga di pasaran dan keluhan dari para pedagang. Hal ini menunjukkan adanya kelonggaran dalam pengawasan dan pengendalian stok beras di PIBC.
Dalam rangka memperdalam investigasi, Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC, yaitu Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya. Hasilnya menunjukkan bahwa pasokan beras pada dasarnya stabil dan kenaikan harga masih dalam batas wajar. Toko Idolaku memiliki stok sekitar 500 ton, Sumber Raya menyimpan 300–400 ton, dan Sinar Jaya memiliki stok hingga 200 ton. Ketiga toko tersebut juga mengonfirmasi bahwa tidak terjadi lonjakan pengeluaran pada tanggal 28 Mei. Rata-rata distribusi harian mereka berjalan normal, yaitu antara 30 hingga 400 ton tergantung pada skala toko. Kenaikan harga beras medium juga masih dalam batas kewajaran, yaitu berkisar antara Rp100 hingga Rp400 per kilogram.
Selain dugaan manipulasi data, Satgas Pangan juga mengendus adanya praktik percaloan dan monopoli yang berpotensi menekan pasar dan memengaruhi psikologis masyarakat. Investigasi terhadap struktur data dan alur distribusi di bawah pengelolaan PT Food Station Tjipinang Jaya masih terus berlangsung. Satgas Pangan menegaskan komitmennya untuk terus mendalami dan mengawasi pergerakan harga dan pasokan beras, serta siap mengambil langkah hukum tegas apabila ditemukan bukti manipulasi yang merugikan negara dan masyarakat.