Kualitas Transportasi Jemaah Haji Dipertanyakan: Bus Tidak Sesuai Standar Armuzna Jadi Sorotan
Menjelang puncak ibadah haji, sorotan tajam tertuju pada kualitas layanan transportasi bagi jemaah haji Indonesia. Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI mengungkapkan kekecewaan mendalam atas penggunaan bus yang tidak sesuai standar untuk mengangkut jemaah menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, yang juga tergabung dalam Timwas, secara lantang mengkritik penggunaan bus Shalawat dan bus sekolah yang seharusnya tidak digunakan untuk operasional Armuzna. Menurutnya, hal ini merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah ditetapkan.
"Kami sangat kecewa dengan temuan di lapangan. Bus yang seharusnya melayani jemaah adalah bus Masyair, bukan bus sekolah atau bus Shalawat. Ini jelas menyimpang dari perjanjian awal," ujar Marwan saat melakukan inspeksi mendadak di wilayah Jarwal, Sektor 7, Hotel 701, Makkah, pada Rabu (4/6/2025).
Timwas menemukan fakta bahwa sebagian jemaah masih diangkut menggunakan armada yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Padahal, kesepakatan awal menegaskan bahwa jemaah yang akan melaksanakan wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, dan melempar jumrah di Mina seharusnya dilayani oleh bus Masyair, armada khusus yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan efisiensi selama puncak ibadah haji.
Marwan menekankan, meskipun bus-bus non-Masyair tersebut masih dapat digunakan secara teknis, namun dari segi kenyamanan, kesiapan, dan fungsi layanan, penggunaan bus tersebut sangat tidak ideal. Ia menegaskan bahwa hal ini harus menjadi catatan serius dan mempertanyakan mengapa bus yang tidak sesuai peruntukannya masih digunakan, padahal jemaah berhak mendapatkan layanan optimal pada momen terpenting dalam ibadah haji mereka.
Perbedaan Mendasar Bus Shalawat dan Bus Masyair
Perlu dipahami bahwa bus Shalawat dan bus Masyair memiliki perbedaan mendasar dalam fungsi, rute, dan waktu operasional:
- Fungsi: Bus Shalawat secara khusus disiapkan untuk mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Sementara bus Masyair dikhususkan untuk fase puncak haji, yaitu mengantar jemaah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
- Waktu Operasional: Bus Shalawat melayani jemaah selama 24 jam selama masa ibadah haji reguler. Sedangkan bus Masyair hanya dioperasikan secara intensif saat fase Armuzna.
- Rute: Bus Shalawat beroperasi di dalam kota Makkah dan seputar hotel jemaah. Sementara itu, bus Masyair melayani jalur khusus dan strategis dari Makkah ke Arafah, lanjut ke Muzdalifah, Mina, dan kembali ke Makkah.
Marwan menggarisbawahi pentingnya konsistensi dalam pelaksanaan sesuai perencanaan dan kesepakatan awal antara pemerintah dan penyedia layanan transportasi. Ia menilai ketidaksesuaian ini sebagai indikasi lemahnya pengawasan teknis yang harus segera dibenahi.
"Kami mendesak agar masalah ini segera menjadi perhatian serius. Fase Armuzna adalah inti dari ibadah haji, dan para jemaah seharusnya mendapatkan fasilitas terbaik yang telah dijanjikan," pungkasnya.