Antisipasi Gelombang Covid-19, RSHS Bandung Tingkatkan Kesiapsiagaan
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengambil langkah proaktif dalam menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19 di masa mendatang. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap peningkatan kasus yang terjadi di beberapa negara Asia, seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.
Menyadari pentingnya kesiapsiagaan, RSHS Bandung telah menyiapkan serangkaian strategi yang didasarkan pada pengalaman penanganan pandemi Covid-19 sebelumnya. Dr. Rudi Wisaksana, perwakilan dari Tim Penyakit Infeksi Newemerging dan Reemerging RSHS, menegaskan bahwa tim multidisiplin yang dibentuk sejak awal pandemi tetap solid dan siap untuk diaktifkan kembali.
"Tim ini tidak pernah dibubarkan sejak awal pandemi Covid-19. Kami memiliki tim multidisiplin yang melibatkan berbagai spesialis," ujar dr. Rudi.
Selain itu, RSHS Bandung juga memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD), sarana prasarana, dan ruang isolasi yang sebelumnya digunakan selama pandemi. Ruang isolasi yang ada saat ini siap diaktifkan kembali jika diperlukan. Saat ini, RSHS telah menyiapkan tujuh ruang isolasi Covid-19, dan kapasitas ini dapat ditingkatkan hingga 200 ruang atau bahkan satu gedung di Kemuning beserta dua ICU.
"Sebetulnya, seluruh Gedung Kemuning beserta dua ICU dapat digunakan untuk menampung pasien Covid-19, sehingga kapasitas bisa mencapai 200 tempat tidur," jelas dr. Rudi.
Pengalaman selama pandemi pertama menunjukkan bahwa kebutuhan ruang isolasi dapat meningkat signifikan, bahkan mencapai 60 persen dari total kapasitas RSHS, tergantung pada situasi dan kebutuhan. RSHS juga siap mengirimkan tenaga kesehatan dari fasilitas lain untuk membantu daerah yang terdampak Covid-19.
"Kami memiliki pengalaman dan telah melakukan perhitungan serta pelatihan yang cukup, sehingga siap diaktifkan kembali jika diperlukan," tambah dr. Rudi.
Sampai saat ini, RSHS Bandung belum menemukan kasus Covid-19 baru. Namun, tim dokter terus melakukan evaluasi berkala terhadap hasil swab dari surveilans pengunjung maupun pasien yang berobat di RSHS. Laboratorium RSHS termasuk salah satu yang paling aktif mengirimkan sampel, dan proses skrining terus dilakukan.
"Jika terjadi lonjakan kasus, kami akan mengambil langkah-langkah seperti pembatasan kunjungan dan penggunaan telemedicine sesuai dengan standar yang berlaku. Namun, saat ini belum ada indikasi ke arah sana," jelas dr. Rudi.
Dr. Rudi juga menambahkan bahwa stok obat-obatan khusus untuk pasien Covid-19 saat ini sudah mendekati masa kedaluwarsa dan perlu diperbarui.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang berisi arahan untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau dan memverifikasi tren kasus ILI (Influenza Like Illness), SARI (Severe Acute Respiratory Infection), pneumonia, dan Covid-19 melalui pelaporan rutin pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR). SE tersebut ditujukan kepada Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan telah dipersiapkan sesuai dengan SE yang telah diedarkan.