Seratus Hari Kerja: Gaya Komunikasi Populis Cak Ji Dorong Perubahan di Surabaya
Masa jabatan kedua Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, atau yang lebih dikenal dengan Cak Ji, telah memasuki fase krusial: seratus hari kerja. Dalam kurun waktu tersebut, sejumlah gebrakan dan perubahan signifikan telah diupayakan, terutama dalam hal komunikasi politik.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Irfa’i Afham, menyoroti pemanfaatan media sosial secara masif oleh Cak Ji sebagai salah satu terobosan utama. Platform seperti Instagram, YouTube, dan TikTok tidak hanya menjadi sarana penyampaian informasi, tetapi juga wadah untuk mendokumentasikan kegiatan Cak Ji saat terjun langsung ke lapangan (blusukan) dan melakukan inspeksi mendadak (sidak).
Gaya komunikasi populis Cak Ji dinilai efektif dalam menjangkau dan merespons aspirasi masyarakat Surabaya. Pendekatan yang dekat dengan warga ini, menurut Irfa’i, sesuai dengan karakter masyarakat Surabaya yang tidak menyukai pemimpin yang berjarak.
Salah satu isu yang mencuat berkat pendekatan ini adalah praktik penahanan ijazah karyawan. Masalah yang awalnya terungkap sebagai kasus individual ini, kemudian berkembang menjadi isu nasional yang membuka tabir permasalahan struktural yang lebih luas. Cak Ji dinilai berhasil membongkar rantai permasalahan ini, di mana penahanan ijazah sebelumnya dianggap sebagai hal yang lumrah.
Pekerjaan Rumah yang Belum Selesai
Meski demikian, Irfa’i mengingatkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Isu-isu krusial seperti:
- Pemerataan pendapatan
- Pembangunan
- Kemiskinan
- Keamanan
- Kriminalitas
- Penataan hunian
- Kebersihan sungai
masih menjadi tantangan yang perlu segera diatasi. Ketimpangan pembangunan antar wilayah di Surabaya juga menjadi perhatian khusus. Wilayah pusat kota mungkin sudah tertata dengan baik, namun wilayah pinggiran utara masih menunjukkan kesenjangan yang signifikan.
Irfa’i menilai, masih terlalu dini untuk memberikan penilaian komprehensif terhadap kinerja Pemerintah Kota Surabaya dalam seratus hari kerja. Perubahan dan penyelesaian masalah kompleks di Surabaya membutuhkan waktu dan proses yang berkelanjutan. Ia berharap, pada periode kedua ini, pemerintah kota akan lebih transformatif dan progresif dalam mendorong pembangunan serta memecahkan berbagai persoalan sosial, politik, ekonomi, dan budaya di Surabaya.
"Terobosan Cak Ji dalam komunikasi politik adalah dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial dan melibatkan berbagai kelompok untuk menyukseskan strategi komunikasi politik tersebut," pungkasnya.
Oleh karena itu, penting untuk terus memantau perkembangan yang dibawa oleh kepemimpinan Cak Ji di Surabaya dalam beberapa waktu ke depan.